SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, KULONPROGO— Petani tambak di pesisir Pantai Trisik kecewa dengan harga udang vaname yang anjlok dari musim panen beberapa bulan sebelumnya.

Petani Tambak di Pantai Trisik, Heri Budiantoro mengatakan sejak sebulan lalu harga udang terus turun. Sebelumnya harga udang isi 50, 60 dan 70 ekor per kilogram, bisa mencapai Rp150.000.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tapi dari bulan lalu harganya terus turun dari Rp90.000, Rp85.000, sekarang harganya sampai Rp70.000,” ujar Heri, Senin (16/6/2014).

Permintaan udang ukuran sedang dengan isi perkilonya mencapai 50 ekor hingga 70 ekor relatif  tinggi. Panen pertama tiga bulan lalu harganya masih cukup tinggi. Namun, panen kali ini perkiraan petani meleset, sehingga harga udang terus turun. Adapun untuk isi 40 ekor harganya masih stabil yakni Rp65.000 per kilogramnya.

“Di pabrik banjir barang [udang] harganya jadi turun.  Saat ini kami bergantung pada udang isi 40 ekor yang harganya masih baik sampai sekarang,” papar Heri.

Darkina, salah satu tengkulak asal Jawa Barat memaparkan kualitas udang yang dihasilkan daerah ini cukup baik. Namun, sayangnya pada panen kali ini harganya terus turun. Untuk isi 60 ekor harga saat ini mencapai Rp59.000 per kilogramnya, sedangkan untuk isi 70 ekor per kilogramnya saat ini dipatok Rp54.000.

“Biasanya isi 60 ekor, bulan lalu saja harganya sampai Rp80.000 per kilonya. Lalu isi 100 ekor, tiga bulan lalu bisa Rp61.000, sekarang hanya Rp39.000 per kilogramnya. Turunnya kali ini sangat parah, hampir 50 persen,” jelas Darkina.

Kawasan ini belum lama dikenal sebagai daerah penghasil udang.  Budidaya udang menggunakan material pasir, kata Darkina menjadikan kulitas udang lebih bening.

Hasil panen udang yang diangkutnya untuk disetorkan ke pabrik di Jakarta dapat mencapai 30 ton. Menurutnya, tak hanya kualitas udangnya yang baik, kuantitas udang yang dihasilkan juga cukup besar.

“Kalau dibandingkan udang hasil produksi petani tambak di Cirebon, masih lebih bagus di sini [Trisik]. Tentunya karena medianya yang menggunakan pasir, kalau di sana tanahnya cenderung liat, jadi udang yang dihasilkan kurang menarik,” imbuh Darkina.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya