SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SRAGEN–Petani jagung di daerah Bulakmanyar, Ngargosari, Sumberlawang terancam merugi. Pasalnya pada musim panen kali ini, harga jual jagung mengalami penurunan alias anjlok.

Salah seorang petani, Tarman, 40, mengungkapkan pada panen sebelumnya harga jual jagung mencapai Rp2.800/kg. Tapi saat ini harga jual hanya Rp2.050/kg. Oleh karena itu, banyak petani jagung seperti dirinya memilih untuk menyimpan terlebih dahulu hasil panen jagungnya. “Sebenarnya hasil panennya bagus. Saya kemarin menanam 8 kg benih jagung seharga Rp65.000/kg. Tapi ketika panen, harga jualnya hanya Rp 2.050/kg,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di Ngebuk, Gemolong, Sragen, Selasa (14/2/2012).

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Jika nekat menjual hasil panen, kata Tarman, sudah dipastikan dirinya akan merugi hingga Rp1,5 juta. Jumlah kerugian itu tanpa memperhitungkan nilai pembayaran tenaga karena selama ini tanaman jagung diurus sendiri. “Ya bisa dikatakan habis-habisan kalau saya tetap menjual jagung sekarang dengan harga Rp 2.050/kg,” ujarnya.

Petani lainnya, Cipgimin, 53, juga memilih untuk menyimpan terlebih dahulu hasil panen jagungnya. Di rumahnya saat ini ada sekitar 160 karung jagung. “Kemarin saya sempat menjual 1 kwintal jagung untuk kebutuhan rumah tangga. Jagung saya hanya dihargai Rp1.900/kg. Jadi sementara sisanya saya simpan dulu hasil panennya,” terangnya.

Melihat harga pasar yang sangat rendah, Tarman dan Cipgimin berharap ada upaya dari pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Sragen untuk membantu para petani. Harapannya, jika harga jagung cukup tinggi, para petani tidak merugi bahkan bisa untung agar kesejahteraannya meningkat dan bisa kembali menanam jagung.

“Minimal harga jual jagung Rp2.500/kg agar petani tidak merugi. Jadi kami berharap ada upaya dari pemerintah,” ujarnya.

Salah seorang aktivis dari Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional Indonesia Putra Lawu, Sri Raharjo, juga berharap pemerintah mau memotivasi para petani. Misalnya dengan memberikan bantuan bibit, pupuk, air bagi daerah yang kurang air serta bimbingan dan bantua pemberantas hama tanaman. “Dengan demikian para petani bisa usaha, tidak merugi dan meningkat kesejahteraannya,” jelasnya.

(JIBI/SOLOPOS/Eni Widiastuti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya