SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Istimewa/freepik.com)

Solopos.com, BOYOLALI — Produsen beras di Boyolali, Budi Winarto, kini tak berani lagi mengambil beras pecah kulit (PK) dari luar kota untuk diolah dan dijual di Boyolali. Padahal biasanya ia akan mengambil beras PK dari luar kota saat stok beras PK miliknya habis.

Harga beras PK saat ini dinilai sudah tinggi. Hal itu menjadi mengakibatkan Budi Winarto urung mengambil beras dari luar kota, seperti dari Sragen dan Ngawi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya berhenti ambil mulai Desember 2022, soalnya dari sana sudah naik. Enggak cucuk kalau saya jual lagi di sini,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (1/2/2023).

Ia mengungkapkan beras PK tersebut biasanya ia ambil setiap pekan dua hingga tiga kali. Dalam sekali ambil beras PK di luar daerah biasanya berkisar 2-3 ton.

Ekspedisi Mudik 2024

Sebelum mengalami kenaikan, harga beras PK yang ia beli berkisar Rp8.700-Rp8.800 per kilogram. Namun, pada Desember 2022 harganya telah mencapai Rp9.700-Rp9.800 per kilogram. Setelah dibeli pun, Budi harus mengolah agar beras PK dapat menjadi beras putih.

“Selain harganya yang tinggi, kami juga khawatir pas kami beli dengan harga tinggi terus nanti ada operasi pasar. Soalnya pemerintah ini kan sudah impor beras, terus harga beras jadi anjlok. Jadi ya mending tidak beli saja dulu,” jelas Budi.

Sebelumnya diberitakan, harga beras dari tingkat produsen untuk beras C4 premium telah mencapai Rp12.000 per kilogram pada Rabu. Pada Desember 2022, harga beras dengan kualitas yang sama masih berada di angka Rp11.000 per kilogramnya.

Budi mengaku kenaikan secara perlahan dimulai sejak Desember 2022. Harga beras saat ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah, bahkan bukan naik lagi tapi ganti harga.

“Dari petani itu beras yang curah, masih ada menir dan kotoran itu Rp10.000-Rp11.500 per kilogram. Terus kami olah, diayak, dibersihkan. Dari produsen Rp12.000 per hari ini, itu C4 yang premium,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan harga beras membramo campuran C4 saat ini juga berkisar Rp12.000 per kilogram. Harga membramo murni sekitar Rp12.500 per kilogram dan mentik wangi telah menyentuh Rp13.000 per kilogram.

Padahal, harga beras membramo pada Desember 2022 masih berkisar Rp11.500 per kilogram dan mentik wangi berkisar Rp12.500 per kilogram.

Selain beras, harga gabah juga naik. Harga normal gabah senilai Rp4.000-Rp4.200 per kilogram.

“Sekarang gabah saja untuk harga Rp5.000 itu kurang bagus. Kalau yang sudah dibersihkan begitu, panen kering harganya Rp6.000 per kilogram. Dijual, gabah kering itu minimal Rp7.000 per kilogram yang bagus. Gabah kering yang kurang bagus itu Rp6.000-Rp6.500 untuk jenis C4,” kata dia.

Lelaki yang juga ketua gabungan kelompok tani (Gapoktan) Rezeki Mulyo tersebut mengungkapkan penyebab utama tingginya kenaikan harga beras dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu telah mempengaruhi harga bahan kebutuhan pokok, termasuk beras yang mengalami kenaikan harga.

Ia mencontohkan, saat ini banyak petani padi yang sudah menggunakan traktor untuk membajak sawahnya sehingga ongkos tanam akan naik.

“Tak hanya ongkos tanam yang naik, sampai pekerja di sawah pun juga ikut naik. Ongkos untuk pekerja sawah dulu sehari Rp80.000-Rp90.000 per hari, sekarang Rp100.000. Ongkos traktor, sudah termasuk solar itu dulu satu hektare kisaran Rp1,2 juta sekarang Rp1,5 juta. Itu untuk satu hektare, kalikan saja berapa hektare sawah yang ada,” jelasnya.

Ia mengungkapkan panen raya memang menjadi salah satu penyebab harga naik, tetapi bukan penyebab utama. Sebaliknya, kenaikan harga BBM menjadi penentu utama kenaikan harga beras menjadi tertinggi sepanjang sejarah.

Di kesempatan itu, Budi juga menginformasikan stok beras dan gabah di tempatnya semakin sedikit. Per Rabu ini tinggal 1 kuintal beras dan 2,4 kuintal gabah.

Jika satu pembeli datang, beras tersebut akan habis. Saat stok setelah kehabisan, ia akan menunggu warga yang akan mengirimkan gabah atau beras kepadanya.

Salah satu penjual beras di Pasar Sunggingan Boyolali, Ita, mengatakan harga beras dibandingkan sebulan lalu memang sudah naik drastis.

Ia menyebut harga beras C4 sekitar sebulan yang lalu masih berkisar Rp58.000 per kemasan lima kilogram. Namun, pada Rabu ini sudah menyentuh Rp68.000 per kemasan lima kilogram.

“Itu naiknya bertahap, pelan-pelan begitu. Setiap kulakan pasti naik. Setiap pekan itu pasti naik,” jelasnya.

Tak hanya untuk beras C4, Ita mengungkapkan harga beras mentik wangi juga sudah naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per kilogram. Beras per karung isi 25 kilogram memiliki kenaikan rata-rata 30.000-40.000.

“Kalau yang bagus itu sekarang Rp320.000 per karung. Sebulan yang lalu paling Rp280.000 per karung,” kata dia.



Walaupun mengalami kenaikan harga, penjualan berasnya masih cukup stabil. Namun, memang banyak pembeli yang mengeluhkan kenaikan harga beras.

“Ya otomatis mereka mengeluh, apalagi dengan kenaikan yang cukup besar ya,” jelas Ita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya