SOLOPOS.COM - Para biksu dan umat Buddha mengikuti detik-detik Waisak 2566 BE di pelataran Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. ANTARA/Heru Suyitno

Solopos.com, MAGELANG — Kepala Sangha Theravada Indonesia, Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, memberikan sejumlah usulan mengenai rencana kenaikan harga tiket naik Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, yang rencananya dipatok Rp750.000 per orang. Aturan tersebut dinilai menyulitkan umat Buddha untuk beribadah.

Biksu menyebut harga tiket itu terlalu mahal dan tidak mungkin dapat dibeli rakyat kecil, khususnya umat Buddha yang tinggal di pedesaan Jawa Tengah.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

“Rakyat kecil [umat Buddha pedesaan yang berada cukup banyak di Jawa Tengah] sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan ‘puja’ atau ‘pradaksina’ karena harus membayar biaya yang sangat mahal [Rp750.000] bagi mereka,” kata Bhikkhu, melalui keterangan tetulis pada laman Facebook Medkom Sa?gha Thevãda Indonesia, sebagaimana dikutip Solopos.com, Senin (6/6/2022).

Meski demikian, Biksu menilai pembatasan kuota 1.200 pengunjung per hari yang boleh naik ke atas candi memang sangat diperlukan. Hal ini sangat penting dalam upaya melestarikan bangunan candi yang berusia lebih dari 1.000 tahun.

Akan tetapi, pembatasan kuota kunjungan sebisa mungkin tidak dilakukan dengan aturan yang memberatkan. Mengingat banyak umat Buddha di pedesaan yang butuh datang ke Candi Borobudur untuk beribadah.

Baca juga: Mitos Pegang Patung di Candi Borobudur Dapat Berkah, Ternyata Bohongan!

“Tetapi selayaknya tanpa harus membayar sangat-sangat mahal bagi orang miskin. Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah! Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui online. Tetapi, jangan hanya yang punya uang saja yang boleh naik, atau dengan jalan lain harus menjadi biksu dulu atau kembali menjadi murid sekolah. Tentu hal ini sangat tidak mungkin,” tegas dia.

Biksu berharap, usulan ini didengar pihak yang berwenang dan menjadi pertimbangan membuat keputusan perihal regulasi Candi Borobudur.

“Biarlah umat Buddha sabar menanti antrran bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrian naik haji sampai beberapa tahun,” lanjut dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya