SOLOPOS.COM - Siswa SMKN 2 Wonogiri membuat alat pengukur suhu badan atau termometer tembak (thermogun) di sekolah tersebut, Jumat (27/3/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga termometer digital tembak atau thermogun dinilai cukup mahal. Padahal alat tersebut belakangan ini sangat dibutuhkan menyusul persebaran virus corona atau covid-19.

Kondisi itu menginspirasi siswa SMKN 2 Wonogiri untuk membuat sendiri termometer tembak yang dibutuhkan untuk deteksi dini infeksi corona melalui pengukuran suhu badan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekolah yang mendapat sebutan Skanda itu memproduksi thermogun sejak dua pekan lalu. Sekolah tersebut memberdayakan dua siswa Jurusan Teknik Mekatronika (TM), yakni Bagus Adi Saputra, siswa kelas XI TM-B dan teman sekelasnya, Prasetyo Dwi Pamungkas.

Wakil Rakyat Solo Sebut Lockdown Kampung Tidak Perlu, Tapi…

Mereka dibimbing tiga guru pengajar jurusan tersebut, meliputi Danar Tri Atmojo (pembimbing mekanik), Susanto Febriantoro (pembimbing elektrikal), dan Wisnu Tri Nugroho (pembimbing program).

Themogun hasil karya mereka diberi nama Thermogun Digital Skandatronik. Danar saat ditemui Solopos.com di SMKN 2 Wonogiri, Jumat (27/3/2020) lalu, mengatakan ide menciptakan karya ini berawal dari mahalnya harga termometer tembak di pasaran.

harga termometer tembak SMKN 2 wonogiri virus corona alat pengukur suhu badan
Siswa SMKN 2 Wonogiri menjajal termometer digital tembak buatan mereka sendiri, Jumat (27/3/2020). (Solopos/Rudi Hartono)

Harga satu unit termometer digital tersebut bisa mencapai Rp1,4 juta-Rp1,5 juta. Saat itu SMK tersebut ingin membeli untuk keperluan deteksi dini Covid-19 di sekolah.

Corona Indonesia: Pakar UI Prediksi 2,5 Juta Orang Kena Corona, Kematian Capai 240.244

Namun setelah mengetahui harga satu termometer tembak itu mahal, sekolah menantang guru pengajar Jurusan TM membuat sendiri alat itu. Danar dan guru lainnya menyanggupi. Kemudian guru menunjuk dua siswa.

Desain Casing Dibuat Ergonomis

Danar menceritakan thermogun buatan timnya terdiri atas casing dan komponen yang cukup kompleks. Casing dibuat dari bahan plastik filamen PLA dengan cara dicetak menggunakan printer 3D.

Dimensinya, panjang 14 cm dan tinggi 8 cm. Desain casing dibuat seergonomis mungkin agar nyaman di genggaman dan mudah dioperasikan. Prosesnya sampai berkonsultasi dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Wonogiri.

Aturan Lockdown Kampung Karangwuni Kulon Klaten Bagi Pemudik, Bank Plecit, hingga Pedagang Keliling

Selain itu konsultasi dengan guru Program Kewirausahaan agar termometer tembak itu dapat dijual dengan harga terjangkau. “Komponennya terdiri atas arduino [prosesor] yang IC-nya diprogram sendiri. Dilengkapi sensor suhu MLX9014, inframerah, dan LCD untuk membaca suhu yang ditangkap,” kata Danar mewakili Kepala SMKN 2 Wonogiri, Irianingsih.

Tim menjumpai beberapa kendala saat membuat termometer itu, seperti durasi cetak casing yang lama dan lamanya mendapatkan sensor suhu dari luar negeri.

Mencetak satu casing menggunakan dua unit printer 3D membutuhkan waktu enam jam. Jika hanya satu unit printer membutuhkan waktu lebih lama.

Mantul! Sragen Disemprot Disinfektan Pakai Drone

Mendapatkan sensor suhu juga butuh waktu lama karena harus preorder (PO) secara online. Waktu tunggu order hingga barang datang mencapai dua pekan.

Apabila semua bahan sudah tersedia tim bisa menyelesaikan satu unit thermogun kurang dari satu hari. Pada produksi tahap pertama ini tim sudah memproduksi 10 unit alat pengukur suhu badan digital tersebut.

Enam unit digunakan di sekolah, dua unit untuk cadangan keperluan sekolah, empat unit lainnya sudah dibeli kalangan perbankan dan pemerintah desa.

Mark Zuckerberg Bantu Bill Gates Bikin Riset Obat Virus Corona

SMKN 2 Wonogiri menjual termometer digital tembak itu dengan harga Rp700.000/unit. Wilayah pemasarannya masih di kawasan kota Wonogiri mengingat kapasitas produksi masih terbatas.

Cara Pengoperasian Mudah

“Thermogun buatan anak-anak cukup akurat. Kalau dibandingkan dengan termometer di pasaran hasilnya hanya selisih 0,1-0,2 derajat lebih tinggi, lebih rendah, kadang sama,” terang Danar.

Dia mencontohkan hasil pengukuran alat pengukur suhu badan tembak di pasaran menunjukkan suhu 36,2 derajat Celcius, thermogun buatan siswa SMKN2 Wonogiri menunjukkan 36,1 atau 36,3 derajat Celcius.

Lockdown India, Warga Lebih Takut Mati Kelaparan daripada Corona



Hasil pengukuran suhu badan oleh thermogun ini juga bisa diubah menjadi derajat Fahrenheit. Cara mengoperasikannya pun mudah. Thermogun tinggal diarahkan ke dahi dengan jarak lebih kurang 3 cm-4 cm.

Setelah itu pencet tombol bagian dalam untuk menembakkan inframerah. Hasil pengukuran suhu akan muncul di layar LCD dalam waktu empat detik.

Jika ingin mengubah menjadi derajat fahrenheit pengguna tinggal memencet tombol bagian luar. “Saat ini kami masih proses memproduksi 20 unit. Ada beberapa pihak yang sudah memesan,” imbuh Danar.

KLB Corona, 3 Pasar di Sukoharjo Ini Tutup Sementara

Salah satu siswa, Prasetyo, menyebut thermogun buatan timnya awet. Jika pembeli merasa ada kerusakan tim sekolah bersedia memperbaikinya.

Meski membuat thermogun adalah hal baru baginya, dia mengaku tak kaget. Hal itu karena dia sudah beberapa kali membuat karya. Kali terakhir dia membuat alat pengukur suhu untuk budidaya jamur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya