SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Karanganyar (Espos)–Upaya pembebasan tanah proyek tol Solo – Ngawi di Desa Kebak Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar hingga kini terus berlarut-larut. Hal itu menyusul ketidaksepakatan warga atas harga yang ditawarkan panitia pengadaan tanah (P2T).
Kepala Desa (Kades) Kebak, Rukini, dalam penjelasannya kepada Espos menyatakan warga pemilik tanah di desanya bersikukuh menolak harga tim P2T karena dinilai terlalu rendah. Menurutnya mereka menginginkan penawaran lebih tinggi, namun dia tidak menyebutkan secara pasti nominal yang diminta.
“Sebenarnya musyawarahnya sudah beberapa kali. Jika tidak salah kali terakhir sekitar pertengahan tahun lalu (2009-red). Harga yang ditawarkan oleh tim P2T selama proses negosiasi adalah Rp 175.000 – Rp 225.000/meter persegi, namun warga berkeberatan dan sampai saat ini masih berlarut-larut, belum ada titik temu antara kedua belah pihak,” ungkapnya di Karanganyar, Minggu (21/2).
Rukini memaparkan, dari hasil inventarisasi tim, di desanya ada sebanyak 144 bidang tanah warga yang terkena proyek tol Solo – Ngawi. Dari jumlah itu, belum ada satu pun warga yang telah menyepakati harga ganti rugi tanah. Kondisi itu sangat berbeda dengan dua desa lain di Kecamatan Kebakkramat yang juga diterjang tol serupa namun telah menyelesaikan proses pembebasan lahannya.

try

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya