SOLOPOS.COM - Ilustrasi perdagangan telur ayam. (Antara-Aprillio Akbar)

Solopos.com, JAKARTA – Harga rata-rata telur ayam ras secara nasional menembus Rp28.600 per kilogram (kg) per 25 Desember 2021. Harga ini naik 11,28 persen dibandingkan dengan bulan lalu dan menyentuh lebih dari Rp30.000 per kg di sejumlah wilayah.

Telur ayam ras di beberapa pasar di DKI Jakarta, Jumat pekan lalu bahkan menembus Rp32.000/kg. Padahal hari sebelumnya hanya di kisaran Rp26.000-Rp28.000/kg. Selain telur, harga ayam juga naik hampir Rp50.000 jelang Natal kemarin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan pantauan okezone dari situs infopangan.jakarta.go.id, pada Jumat (24/12/2021), harga ayam broiler di Pasar DKI Jakarta tepatnya di Pondok Labu sudah mencapai Rp48.000 per ekor.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan menjelaskan kenaikan harga dipicu oleh harga pakan yang masih tinggi. Kondisi ini diikuti dengan permintaan yang meningkat menjelang akhir tahun. “Kenaikan ini dipicu tingginya harga input pakan dan kenaikan permintaan selama hari besar keagamaan serta mobilitas yang meningkat,” kata Oke ketika dihubungi, Minggu (26/12/2021).

Baca Juga: Kenaikan Cukai Rokok Diperkirakan akan Dorong Peningkatan Rokok Ilegal

Pemantauan Kemendag memperlihatkan bahwa rata-rata harga jagung lokal dengan kadar air 15 persen menyentuh Rp5.849 per kg pada November 2021, tertinggi dalam setahun terakhir.

Di sisi lain, stok jagung di pabrik pakan terpantau hanya memiliki ketahanan selama 40 hari, 6 hari lebih pendek daripada ketahanan selama Oktober 2021 dan 12 hari lebih pendek daripada ketahanan stok November 2020.

Normalnya, ketahanan stok jagung di pabrik pakan adalah 60 hari. Meski harga di konsumen telah berada di atas acuan Rp24.000 per kg, Oke mengatakan pemerintah tidak akan melakukan banyak intervensi.

Baca Juga: Premium & Pertalite Dihapus, Pemerintah Harus Siapkan Subsidi Pertamax

Dia mengatakan kenaikan harga jual telur menjadi momentum bagi peternak ayam layer atau petelur untuk memulihkan bisnis setelah dalam 4 bulan terakhir merasakan kerugian.

“Kita ketahui bersama selama 4 bulan terakhir harga jual di peternak rendah karena permintaan turun, di sisi lain harga pakan relatif tinggi. Ini jadi momentum peternak untuk mengembalikan pemasukan setelah lama merugi,” katanya.

Oke mengatakan upaya penyediaan pakan terjangkau telah ditempuh melalui penugasan pada Perum Bulog untuk menyerap 30.000 ton jagung lokal. Stok jagung Bulog diharapkan bisa memenuhi kebutuhan dalam beberapa waktu ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya