SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solo (Espos)–Peternak ayam merugi dengan beredarnya harga telur di pasaran yang berada jauh di bawah nilai break event point (BEP) atau harga impas. Pusat Informasi dan Pemasaran Unggas (Pinsar) Surakarta, mencatat harga telur yang beredar saat ini berada pada kisaran harga Rp 8.500 per kilogram hingga Rp 9.000 per kilogram.

Padahal, harga impas telur dari hasil peternakan ayam saat ini bisa mencapai Rp 10.000 per kilogram hingga Rp 10.500 per kilogram. Harga jual telur di pasaran ini, otomatis membuat peternak merugi.

Promosi BRI Catat Setoran Tunai ATM Meningkat 24,5% Selama Libur Lebaran 2024

Ketua Pinsar Surakarta, Robby Susanto didampingi Pengurus Bidang Sosial, Edi Hariyanto saat ditemui wartawan di Gladak, Solo, Rabu (11/11), mengatakan turunnya harga telur jauh di bawah harga impas ini sudah terjadi sejak tiga hingga empat bualn terakhir. Dan sampai saat ini, posisi harga telur belum membaik.

Disampaikan Edi, ada beberapa faktor yang menyebabkan harga telur jatuh, salah satunya daya beli masyarakat yang menurun. Sementara, kapasitas jumlah telur saat ini pun, lanjut Edi, kerap mengalami over supply.

“Sehingga, mau tidak mau peternak banting harga. Dalam periode satu tahun, tingginya permintaan yang biasanya diikuti kenaikan harga telur mendekati harga impas diprediksi hanya terjadi pada saat lebaran,”tutur Edi.

haw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya