SOLOPOS.COM - Harga telur di Pasar Boyolali Kota pada Minggu (21/5/2023) lebih mahal ketimbang saat Lebaran lalu. Foto diambil Minggu. (Solopos.com/Ni'matul Faizah).

Solopos.com, SOLO – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Solo berencana menggelar gerakan pangan murah untuk menstabilkan harga telur ayam yang konsisten tinggi. Gerakan pangan murah bakal digelar dua kali pada Juni.

Kenaikan harga telur ayam ras di pasaran terjadi sejak pertengahan 2022. Kala itu, harga telur ayam ras di atas Rp30.000 per kilogram. Harga telur ayam sempat turun menjelang bulan puasa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Namun, harga telur ayam kembali naik saat momen Lebaran hingga sekarang. Berdasarkan data hasil pantauan Dinas Perdagangan (Disdag) Solo di sejumlah pasar tradisional, harga telur ayam masih di kisaran Rp30.000 per kilogram.

Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Setda Solo, Arif Handoko mengatakan kenaikan harga telur ayam menjadi perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

TPID Solo berupaya menstabilkan harga telur ayam melalui gerakan pangan murah yang digelar pada Juni.

“Rencananya, gerakan pangan murah digelar dua kali pada Juni. Salah satunya untuk menekan harga telur ayam yang masih tinggi di pasaran,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (30/5/2023).

Gerakan pangan murah dilaksanakan oleh TPID Solo bekerja sama dengan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Solo.

Hal ini bagian dari langkah strategis dalam pengendalian inflasi daerah. Kenaikan harga telur ayam berpotensi menjadi penyumbang inflasi di Solo seusai momen Lebaran.

Menurut Arif, permintaan telur ayam melonjak seiring banyaknya hajatan pernikahan dan kegiatan sosial masyarakat yang digelar masyarakat.

“Kami juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait lain untuk memastikan ketersediaan telur ayam di pasaran. Banyak hajatan pernikahan yang digelar masyarakat. Kebutuhan telur ayam meningkat seusai Lebaran,” kata dia.

Dilansir dari laman kemendagri.go.id, Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Muhammad Tito Karnavian membahas kenaikan harga telur ayam saat rapat koordinasi (rakor) pengendalian inflasi daerah 2023 di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) pada Senin (29/5/2023).

Menurut Tito, ada dua penyebab utama harga telur ayam mengalami kenaikan signifikan.

Permintaan atau demand telur ayam meningkat seiring banyaknya hajatan pernikahan. Kemudian, kenaikan harga pakan ayam terutama jagung. Tito meminta agar pemerintah daerah serius menstabilkan harga telur ayam.

Upaya tersebut bisa dimulai dengan menekan harga jagung dengan mengawasi distribusi hasil panen jagung. Daerah-daerah surplus jagung didorong untuk mensuplai daerah yang defisit jagung.

Kolaborasi antardaerah juga dibutuhkan baik dari sisi distribusi maupun stok hasil panen jagung. Hal ini harus ditopang kuat oleh regenerasi ayam petelur di sentra-sentra peternakan yang tersebar di setiap daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya