SOLOPOS.COM - Ilustrasi perumahan di Kabupaten Sragen. Foto diambil di wilayah Kecamatan Karangmalang, pada Rabu (7/6/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Ketua Real Estate Indonesia (REI) Komisariat Soloraya, Maharani, menyebut industri properti atau perumahan di Sragen mulai bergeliat. Permintaan masyarakat atas perumahan di Sragen mengalami peningkatan, baik rumah komersil ataupun rumah subsidi.

Di sisi lin harga tanah di Sragen yang  relatif masih terjangkau membuat investor tertarik berinvestasi di sana.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Sebagai informasi, rumah komersil adalah jenis hunian yang dibangun oleh developer dengan fasad yang seragam, serta biasanya termasuk dalam model rumah klaster. Jenis hunian satu ini dibangun untuk masyarakat umum, di mana pembangunannya disesuaikan dengan supply dan demand dari konsumen.

Sementara rumah subsidi adalah rumah yang dijual dengan harga yang lebih terjangkau karena telah disubsidi oleh pemerintah.

Maharani menjelaskan harga tanah di Kabupaten Sragen relatif menarik para pengusaha atau investor. Ia menjelaskan harga tanah di wilayah kota Sragen, misalnya di sekitar  DPRD Sragen berkisar Rp700.000 per meter2.

“Misalnya di daerah dekat DPRD itu ya lumayan harganya di atas Rp700.000 per meter lah, di kota. Sehingga kami masih bisa masuk untuk investasi di sana, kalau di dalam masih di sekitaran Rp200.000-an per meter,” ujar Maharani saat dihubungi Solopos.com pada Rabu (7/6/2023).

Ia menjelaskan semua wilayah kecamatan di Sragen cukup prospektif bagi industri properti. Sebab, wilayah Sragen yang masih cukup dekat dengan Kota Solo dan Purwodadi. Misalnya di Kecamatan Masaran, wilayah yang berdekatan dengan Kota Solo ini, menurut Maharani, sangat potensial bagi pengembang perumahan.

“Tapi di Sragen kotanya juga relatif tinggi permintaannya. Karena di sana, sudah mulai tumbuh dari rumah subsidi dan komersial,” ujar Maharani.

Ia menyebut baik permintaan rumah subsidi dan komersil sama banyaknya, dengan perbandingan 40:60. Maharani menjelaskan untuk rumah komersil seharga Rp300 jutaan di wilayah kota Sragen banyak diminati. Sebab lokasi yang strategis dan tanah dan bangunan yang lebih luas.

“Karena mungkin posisi lokasinya lebih dekat dan strategis. Luas tanahnya juga di atas 60 meter dan bangunannya cukup lumayan,” papar Maharani.

Walaupun permintaan rumah komersil cukup banyak, rumah subsidi menurutnya juga tidak kalah peminat. Rumah subsidi menyasar untuk  orang yang pertama kali ingin memiliki rumah. Selain itu juga membantu para pekerja dengan gaji upah minimum regional (UMR).

“Kenaikan permintaan rumah tidak hanya di satu daerah, tapi di Soloraya permintaannya cukup banyak. Hal ini juga berkesinambungan dengan kerja sama dengan pihak perbankan,” tambahnya.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman Pertanahan dan Tata Ruang (Disperkimtaru) Sragen, Aris Wahyudi, menguraikan semua wilayah di Sragen didorong sebagai tempat pengembangan perumahan. Hal tersebut sebagai upaya peningkatan kapasitas pemenuhan rumah layak huni dan sehat untuk masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya