SOLOPOS.COM - Pasar Cliki Desa Kulur, Kecamatan Temon. (JIBI/Harian Jogja/Arif Wahyudi)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Pedagang lama di Pasar Cliki, Desa Kulur, Kecamatan Temon mengancam akan nekat berjualan di sepanjang jalan kawasan pasar setelah serah terima proyek renovasi pasar desa itu.

Pedagang merasa tidak mampu untuk membayar biaya sewa kios yang ditawarkan koperasi pengelola pasar bersama pemerintah desa setempat.

Promosi Komeng Tak Perlu Koming, 5,3 Juta Suara sudah di Tangan

Jemakir, 69, pemilik angkringan di pasar itu merasa harga sewa kios Rp1,5 juta per tahun yang ditawarkan belum mampu dia jangkau. Dengan harga sewa sebesar itu, dia merasa tidak dihargai karena kapasitasnya termasuk pihak yang dulu pertama kali meramaikan pasar.

Jemakir mengklaim, dia bersama 10 pedagang lainnya punya andil besar dalam meramaikan kawasan itu hingga akhirnya kini menjadi pasar desa.

“Dulu belum ramai seperti ini. Sekarang ketika sudah ramai pemerintah desa dan koperasi mau ambil enaknya saja. Seharusnya ada sedikit pengertian,” ujarnya, Rabu (8/1/2014).

Tawar menawar harga sewa antara pengelola pasar dengan pedagang pun hingga kini belum menghasilkan kesepakatan.

Menurut Jemakir, para pedagang sanggupnya hanya membayar sebesar Rp1 juta per tahun.

Dia tidak menampik kondisi fisik kios pasar kini jauh lebih bagus dari bangunan sebelum mengalami renovasi sekitar empat bulan lalu. Hanya saja, keuntungannya tidak sampai sebesar itu mengingat kapasitasnya hanya penjual makanan berskala kecil.

“Keuntungan penjual makanan di angkringan itu sangat kecil. Kalau sewa Rp1 juta mungkin kami masih sanggup. Jika tidak disetujui, ya kami tetap akan jualan di sepanjang jalan depan kios,” lanjutnya.

Kenaikan harga sewa kios pasca renovasi juga dia rasa sangat melonjak drastis. Sebelumnya, Pemdes hanya memungut biaya sewa sebesar Rp 200.000 per tahun.

Sementara itu sudah lebih tiga bulan ini dia nebeng jualan di rumah sahabatnya yang berada sekitar 50 meter dari pasar. Dia pindah sementara setelah pemerintah setempat melakukan renovasi pasar.

Hari Rukminto, 51, salah satu pedagang yang termasuk cikal bakal berdirinya Pasar Cliki berharap pengelola pasar tidak terlalu berlebihan dalam menaikkan harga sewa kios.

Secara pribadi, dia mampu membayar harga sewa Rp1,5 juta per tahun mengingat skala usahanya terbilang sudah mapan.

Tapi sejumlah rekan seperjuangannya dulu masih ada yang belum mampu untuk menjangkau harga sewa sebesar itu.

“Kiosnya memang bagus, bagi yang sudah jualannya sudah mapan jelas terbilang murah. Tapi kan pedagang di sini, khususnya yang cikal bakal masih belum mapan,” paparnya terpisah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya