SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro)

JIBI/Harian Jogja/Endro Guntoro
Warga memilih baju baru di Pasar Imogiri

Harian Jogja.com, BANTUL – Di tengah harga kebutuhan pokok pangan masih melambung tinggi dan membuat daya beli masyarakat menurun, penjual pakaian justru kebanjiran pesanan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Warga Bantul justru memilih membeli pakaian baru untuk menyambut lebaran mendatang.

Peningkatan pembelian jenis pakaian di los khusus pakaian Pasar Imogiri yang mulai terasa dalam beberapa hari terakhir kendati harga saat ini ikut naik dibanding harga sebelum adanya kenaikan BBM lalu.

“Saat ini penjualan pakaian sudah mulai meningkat,” ujar Marmi pedagang pakaian Pasar Imogiri ditemui Harian Jogja, Senin (15/7/2013).

Menurutnya daya beli masyarakat pada pakaian mulai merangkak naik khususnya untuk jenis pakaian muslim seperti baju koko, gamis, dan mukena untuk kebutuhan ibadah ramadan. Meningkatnya penjualan pakaian diprediksi akan terus naik sampai mendekati lebaran nanti.

Marmi menambahkan harga pakaian di Pasar Imogiri tak kalah kualitasnya dengan koleksi busana di toko-toko khusus fashion. Diakui Marmi, memang ada kenaikan harga menyesuaikan harga baru BBM. Namun kenaikan harga pakaian di pasar Imogiri tidak melebihi lima% dari harga lama.

Marmi mengaku kualitas pakaian saat ini jauh akan lebih baik dibanding stok pakaian yang datang mendekati lebaran nanti. Pasalnya, pihak produsen terkadang hanya mengejar waktu dalam pengerjaan pakaian pada masa mendekati lebaran.

“Biasanya kualitas pabrik itu bagus-bagus sekarang. Stok mendekati lebaran nanti tidak sebagus stok sekarang karena pengerjaannya terbatas waktu,” ujar pedagang lain menambahkan.

Sri Mulyani, salah satu pembeli mengaku belanja pakaian untuk anggota keluarga justru dilakukan jauh hari sebelum mendekati lebaran. Langkah tersebut dilakukan untuk menghindari adanya kenaikan harga pakaian di hari yang sudah mendekati hari raya lebaran. “Selain itu kalau beli mendekati lebaran pilihannya terbatas,” ungkap ibu dua anak disela memilih kemeja.

Kondisi berbeda dirasakan pedagang sembako yang mengaku sepi pembeli sejak harga-harga mengalami kenaikan sekitar dua pekan lalu. Harga yang belum stabil pasca kenaikan BBM membuat minat daya beli dirasakan menurun. “Untuk sembako malah ada penurunan karena memang harganya sedang naik,” ujar Sulastri pedagang sembako ditempat terpisah.

Tingginya harga sembako lain juga diakui Hardi pedagang asal Imogiri. Kenaikan harga terasakan untuk jenis telur ayam ditingkat Rp 18.500 per kilogram dari sepekan lalu Rp 16.500 per kilogram. Selain itu beras jenis IR 64 kualitas baik kini diharga Rp 7.750 per kilogram dan Rp 7.400  per kilogram untuk kualitas sedang.

Bawang merah masih serasa angkuh di harga Rp 50.000 per kilogram dan minyak goreng per 1,5 kilogram menembus harga Rp 14.000 per kilogram. Gula jawa untuk kualitas baik bertengger diharga Rp 18.000 per kilogram, kualitas sedang Rp 15.000 per kilogram dan Rp 13.000 per kilogram untuk kualitas rendah. “Untuk gula pasir masih diharga Rp 11.000 per kilogram dan terigu kualitas sedang Rp 6.000 per kilogram,” pungkas Hardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya