SOLOPOS.COM - Kios sembako dan telur di pasar Mojosongo, Sabtu (28/11/2022). (Solopos.com/Nova Malinda)

Solopos.com, BOYOLALI — Harga telur merangkak naik di pasaran Boyolali jelang Hari Natal dan tahun baru. Kenaikan paling tinggi terjadi pada telur dari harga Rp25.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram.

Hal itu diungkapkan salah satu pedagang Pasar Mojosongo, Nanik Diah Catur Irmaniwati, saat ditemui Solopos.com di kiosnya, Senin (28/11/2022).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekarang harga telur naik, saya jualnya dari harga Rp25.000/kg sekarang jadi Rp30.000/kg,” ucap dia.

Nanik mengatakan kenaikan harga telur mulai dirasakan sejak tiga hari terakhir. Selain telur, nanik juga mengulas harga minyak yang naik namun tidak setajam telur.

“Minyak biasa, naik dikit, tapi harga jualnya saya tetap sama, satu botolnya Rp14.000, satu liter,” kata dia.

Baca juga: Rapat di Tirtonadi Solo, Kemenhub Bahas ODOL hingga Persiapan Libur Nataru

Meski harga naik, Nanik menjelaskan untuk permintaan masih biasa. Nanik biasanya buka di pasar mulai pukul 05.00 WIB dan tutup pukul 09.00 WIB, setiap hari. Ia mengaku pelanggannya sudah mulai kembali normal pasca pandemi kemarin.

“Pandemi kemarin ya enggak bisa ngapa-ngapain, kalau sekarang sudah normal. Sering buat belanja orang punya hajatan, dan lainnya. Dari kemarin mulai ramai

Sementara, Ernawati, juga mengatakan hal yang sama terkait kenaikan harga telur. Penjual di Pasar Mojosongo itu mengakui harga sejumlah sembako mulai naik jelang natal dan tahun baru.

“Ini kan mau natalan dan tahun baru, jadi naik semua. Telur naik tajam, gula pasir naik per sak sampai Rp15.000, jualnya jadi ikut naik. Dari Rp12.000/kg jadi 13.500/kg,” ucapnya di kiosnya.

Selain harga gula pasir naik, harga mie juga naik 2.000/dus sampai 4.000/dus. Kenaikan harga gula berlangsung seja sepekan lalu.

Baca juga: Badan Pangan Minta Pedagang Jual Telur Rp27.000 per Kilogram

Erna mengeluhkan penjualan sembako di kiosnya yang semakin sulit karena sepi, sementara harga barang yang dijual naik dan mahal. Ia menjelaskan ada sejumlah pelanggannya yang protes.

“Penjualan sulit, apa-apa mahal. Ada yang protes, tapi mau gimana lagi, plastik segini bayarnya 60.000. saya kadang juga kasihan sama pembeli, tapi ya karena modalnya sudah segitu, saya ambil untungnya juga tidak banyak,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya