SOLOPOS.COM - Pedagang sayuran di Pasar Demangan Sumiyem (kanan) menjajakan dagangannya, Senin (16/4/2017). Saat ini, harga komoditas yang dirasa mengalami kenaikan paling tinggi adalah bawang putih. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Harga sayuran anjlok seiring berlangsungnya musim panas saat ini

Haranjogja.com, JOGJA-Harga sayuran anjlok seiring berlangsungnya musim panas saat ini. Akibatnya, pedagang hanya meraup untung sedikit dari biasanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wariyah, salah satu pedagang Pasar Demangan yang berasal dari Dusun Plosokuning, Minomartani, Sleman mengatakan, sebagian besar sayuran mengalami penurunan harga yang cukup signifikan.

Sawi yang sebelumnya dijual Rp7.000 per kilogram (kg) saat ini hanya dijual Rp4.000. Bayam sebelumnya Rp3.000 menjadi Rp2.000 per ikat, kangkung Rp1.500 menjadi Rp1.000 per ikat, wortel Rp16.000 jadi Rp12.000, dan labu siam atau jipan dari Rp7.000 jadi Rp5.000 per kg.

Harga cabai rawit yang sempat melambung tinggi sampai Rp150.000 per kg pada awal tahun pun juga mm semakin turun. Wariyah mengatakan, harga jual cabai rawit merah di pasar sama dengan cabai keriting merah yaitu Rp15.000 per kg.

“Kalau panas, sayurannya pada bagus-bagus. Enggak ada yang busuk seperti kalau musim hujan,” katanya saat ditemui Harianjogja.com di lapaknya, Senin (21/8/2017).

Menurutnya, saat musim panas seperti ini berbagai sayuran mengalami panenan yang baik. Tidak terkena hama dan tidak banyak terkena air hujan. Saat semua hasil panenan petani sayur berkualitas, harga di pasaran menjadi turun karena pasokan sayuran berlimpah. Lain halnya saat musim hujan yang mana pasokannya menipis karena petani harus memilah-milah panenan sayur yang tidak busuk.

Selain itu, kata Wariyah, turunnya harga sayuran juga dikarenakan jumlah konsumen yang semakin berkurang karena saat ini banyak pedagang sayuran yang berkeliling ke rumah-rumah warga. “Kalau sepi begini paling enggak keuntungannya Rp100.000 tapi kalau ramai ya Rp500.000,” ujarnya.

Harga sayuran yang cenderung naik adalah mentimun, kubis, dan tomat. Harga mentimun saat ini Rp10.000, kubis Rp8.000 per kg, dan tomat buah Rp6.000 per kg. “Yang buat lalapan pada naik karena bentar lagi Iduladha jadi banyak yang mau butuh,” katanya.

Sementara itu, di tengah menurunnya harga sayur mayur, komoditas garam masih stabil tinggi. Yanti, pedagang di Pasar Demangan lainnya mengatakan, harga kulakan garam bata merek Dang-Dut saat ini sudah mencapai Rp23.500 per plastik, dari biasanya hanya Rp15.000 per plastik.

Garam halus yang saat normal hanya dijual Rp1.000 saat ini juga mencapai Rp2.500 per plastik. “Naiknya sampai ada yang tiga kali lipat,” kata Yanti.

Sementara garam grasak sudah mulai turun per Senin (21/8/2017) kemarin, dari Rp5.500 menjadi Rp5.000 per kg. Yanti mengatakan, saat harga garam normal, ia bisa membeli satu karung garam grasak isi 50 plastik dengan harga Rp50.000. Namun saat ini, dengan uang yang sama, ia hanya mendapatkan 10 plastik garam grasak saja.

Ia berharap garam keluaran pabrik seperti garam halus dan bata ikut turun seperti halnya garam grasak karena konsumen sudah banyak mengeluhkan kenaikan harga garam tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya