SOLOPOS.COM - Ilustrasi rokok. (Freepik)

Solopos.com, SOLO - Kenaikan harga rokok ternyata tidak serta-merta berdampak pada turunnya penjualan. Meskipun ada tren beralih ke merek lain dengan harga lebih murah.

Kenaikan harga rokok salah satunya sudah terjadi di warung milik Slamet di Banjarsari, Solo. Bahkan di tempat tersebut kenaikan harga rokok sudah terjadi sekitar sebulan lalu. "Sudah naik, ada yang naik Rp1.000 per bungkus, ada yang naik Rp1.500 per bungkus," kata dia kepada Solopos.com, Kamis (2/1/2019).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dia mencontohkan untuk rokok Marlboro yang sebelumnya dijual sekitar Rp28.000 per bungkus sekarang dijual dengan harga Rp30.000 per bungkus. Sedangkan untuk rokok Menara sebelumnya Rp10.000 jadi Rp11.000 per bungkus.

Ekspedisi Mudik 2024

Hati-Hati! 14 Kecamatan di Sragen Rawan Banjir

Meski ada kenaikan harga, dia menyebut jumlah permintaannya tidak berkurang. "Penjualan biasa saja. Biasanya sehari 20-40 bungkus terjual untuk semua merek. Saat ini juga sama saja," terang dia.

Meski begitu belum semua warung memberlakukan harga rokok yang baru. Beberapa masih memberlakukan harga lama karena barang yang dikulak sebelumnya belum terjual habis. "Rokok yang kami jual masih harga yang sebelumnya karena belum kulak lagi. Kalau harga terbaru saya belum tahu," kata seorang pemilik warung di Karanganyar, Sarmin, Kamis.

Namun dia mengatakan saat ini ada sedikit perubahan tren pembelian dari para konsumen. Rokok dengan harga mahal jumlah peminatnya menurun. Sementara peminat rokok dengan harga kurang dari Rp20.000 per bungkus lebih banyak. "Jadi saya pun mengurangi untuk kulak rokok yang mahal," lanjut dia.

Seorang warga Solo, Setyo, mengatakan saat ini harga rokok sudah naik. Dia menceritakan pada Kamis siang dia membeli sebungkus rokok Marlboro mentol yang biasanya dijual Rp24.500 perbungkus sudah naik menjadi Rp30.000/kg. "Tadi saya beli di minimarket sudah naik," terang dia, Kamis.

Dia mengatakan naiknya harga rokok cukup memberatkan baginya. Dalam sehari setidaknya dia membeli satu hingga dua bungkus rokok. Dia pun berencana untuk beralih mengonsumsi rokok dengan harga yang lebih murah.

Bikin Bangga! Lukisan Anak Tukang Becak Solo Diterima Jokowi

Sebelumnya, warga Solo lainnya, Joko, mengaku keberatan dengan rencana kenaikan harga rokok. "Sebenarnya kami berharap tidak ada kenaikan untuk harga rokok. Sangat memberatkan jika harga rokok harus naik lagi 35%," kata dia.

Sementara itu berdasarkan berita resmi statistik, pada Desember 2019, rokok kretek filter menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi di Solo. Rokok disebut mengalami kenaikan harga 0,79% dengan memberi andil inflasi 0,02%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya