SOLOPOS.COM - ilustrasi (ilustrasi/dok)

ilustrasi (Dian Dewi Purnamasari/dok)

SUKOHARJO–Petani padi di Kecamatan Gatak mengeluhkan tingginya harga pupuk dan pestisida bersubsidi. Menurut petani setempat, kenaikan harga pupuk dan pestisida bersubsidi itu terjadi sejak lima bulan terakhir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Petani Dusun Jati, Desa Jati, Kecamatan Gatak, Jinem, 58, mengatakan harga pupuk Urea naik dari harga Rp83.000 menjadi Rp95.000 per sak/50 kilogram. Sedangkan pupuk Ponska naik dari harga Rp95.000 menjadi Rp120.000/sak.
“Kami membeli pupuk di toko eceran, di sini koperasinya mawut!” tukas Jinem.

Jinem menyewa lahan sawah seluas 7.500 meter persegi di Desa Jati. Biaya sewa lahan sekitar Rp8 juta per tahun atau Rp2 juta/petak.

Dalam satu hekatre sawah, biasanya Jinem membutuhkan kurang lebih dua kuintal pupuk. Jika hasil panen bagus, ia bisa mendapatkan 14 kuintal padi/petak atau 5,6 ton per hektare. Sedangkan harga gabah kering panen saat ini Rp3.500/kilogram.

Distributor resmi pupuk bersudsidi, UD Sari Mulyo di Dusun Luwang RT 001/RW 005 Desa Luwang Kecamatan Gatak mengatakan kenaikan harga pupuk dan pestisida bersubsidi sudah terjadi sejak 4-5 bulan terakhir. Di toko itu, harga pupuk Urea Rp93.000/sak, Ponska Rp120.000/sak dan Pelangi Rp118.000/kg. “Sudah dua musim tanam ini harganya segitu,” ujar Ny Suherman, 45.

Senada dengan Jinem, petani lain di Dusun Sranon, Desa Jati, Yadi, 50, mengatakan Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sukoharjo belum sepenuhnya memperhatikan nasib para petani. Menurutnya, jenis bantuan yang diberikan Dispertan sering tidak sesuai dengan kebutuhan petani. Selain itu takaran dosis pupuk dan pestisida yang diberikan sering tidak mencukupi kebutuhan petani. “Hla wong memberi batuan kok disebar di sawah kurang. Dulu pernah diberi bantuan bibit yang kedaluwarsa, kami tanam di sawah tidak tumbuh,” aku Yadi.

Petani di Desa Jati Kecamatan Gatak itu menanam berbagai jenis padi di antaranya IR-64, Bagendit, Walapu, Luk Ulo. Jenis padi yang ditanam disesuaikan dengan selera petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya