SOLOPOS.COM - ilustrasi (dok Solopos)

ilustrasi (dok Solopos)

Jakarta (Solopos.com)— Harga rata-rata properti secara umum di Indonesia mengalami kenaikan selama 6 bulan terakhir di 2011 hingga 30%. Faktor tingginya permintaan yang tak diimbangi suplai yang memadai menjadi faktor utama kenaikan harga ini.

Promosi Tanggap Bencana Banjir, BRI Peduli Beri Bantuan bagi Warga Terdampak di Demak

Hal ini disampaikan CEO Leads Property Hendra Hartono, Kamis ((16/6/2011) “Harga properti naik pesat melebihi (ekspektasi) per tahun 10-20%, saat ini sudah sampai 30%, bayangkan dalam satu dua-kuartal ini,” katanya.

Hendra menjelaskan kenaikan ini berlaku umum bagi seluruh pasar properti seperti sektor ritel untuk hunian, perkantoran, dan komersil seperti lahan industri karena terbatasnya lahan. Kenaikan tertinggi terjadi pada segmen ritel hunian khususnya sektor apartemen yang mencapai 30%.

“Ekonomi yang terlalu berkembang, yang terjadi ada daya beli yang tinggi masyarakat. Pengembang untuk menaikan harga itu wajar,” katanya.

Menurut Hendra dengan adanya kenaikan hingga 30% selama kuartal I dan II 2011 maka jika dihitung rata-rata kenaikan harga properti telah naik 15% per tiga bulan. Kondisi ini, lanjut Hendra, bisa menjadi positif jika daya beli masyarakat tetap berkembang sejalan menggeliatnya ekonomi di dalam negeri.

Mengenai adanya peluang bubble di sektor properti saat ini, menurut Hendra itu sangat tergantung dengan kebijakan pemerintah agar tak terjadi seperti di AS beberapa tahun lalu. Hendra menambahkan yang terpenting pemerintah bisa mengontrol keseimbangan antara suku bunga dengan permintaan dan suplai, termasuk mengawasi potensi tingginya kredit macet perumahan.

“Hal itu terkait policy pemerintah untuk mengontrol, kalau harga naik terus tapi kalau ekonomi membaik nggak apa-apa,” katanya.

Dikatakan Hendra, kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini sangat baik, ditopang dengan politik yang stabil, daya beli meningkat. Sehingga tak mengherankan selama dua kuartal terakhir ini berapa pun suplai properti yang ada tetap saja terserap.

(detik.com/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya