SOLOPOS.COM - Penjual menjajakan petai di lapaknya Pasar Kota Wonogiri, Wonogiri, Rabu (9/10/2019). (Solopos/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com WONOGIRI -- Harga petai turun memasuki panen raya di Wonogiri. Di Pasar Kota Wonogiri, harga petai turun Rp3.000 dari semula Rp5.000 per lonjor menjadi Rp2.000 per lonjor.

Stok petai yang makin melimpah menjadi penyebab turunnya harga petai. Salah satu penjual petai di Pasar Kota Wonogiri, Tani, 65, mengatakan harga petai terbaik pernah terjadi seusai Lebaran Juni lalu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat itu harga petai per lonjor mencapai Rp5.000. "Suplai petai memang sedikit saat itu. Kemudian, harga petai berangsur turun menjadi Rp4.000 per lonjor. Sekarang sudah mulai pada panen, harga turun lagi jadi Rp2.000 per lonjor. Untuk ukuran lebih besar Rp3.000 per lonjor,” tutur dia saat ditemui Solopos.com di Pasar Kota Wonogiri, Rabu (9/10/2019).

Ia menjelaskan petai yang dijualnya diambil dari penebas di Ngadirojo. Saban hari, ia bisa menjual 200-300 lonjor petai.

Kendati harganya turun, permintaan petai relatif tak berubah. “Sekarang kan di mana-mana sudah mulai panen. Kalau saya biasanya ambil di Ngadirojo,” ujar perempuan asal Dusun Sumberejo, Desa Purworejo, Wonogiri, ini.

Camat Ngadirojo, Agus Hendradi, mengatakan saat ini hampir di semua desa dan kelurahan di Ngadirojo mulai panen petai meski belum memasuki puncak masa panen.

Saat ini, harga petai di tingkat petani sangat murah yakni Rp1.000 per lonjor. Harga itu jauh lebih murah jika petani menjual petai dengan sistem tebas.

“Harga selalu dipermainkan tengkulak. Petani yang dirugikan,” kata dia.

Agus menambahkan petai di Ngadirojo biasanya ditemui di pekarangan warga. Selama ini petai hanya dijual mentah. Ia berharap ke depan petai asal Ngadirojo bisa dinikmati dalam bentuk olahan sehingga meningkatkan nilai tambah produk.

Petai asal Ngadirojo sering kali dikirim ke luar kota, salah satunya Jakarta. Petai dikirim dengan menitipkannya ke bus-bus AKAP.

Harga jual petai ke Jakarta ini jauh lebih tinggi ketimbang di Ngadirojo. Jika dari petani hanya Rp1.000 per lonjor, tiba di Jakarta bisa mencapai Rp3.500 per lonjor.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya