SOLOPOS.COM - Pedagang petai di Pasar Wonogiri, Warsi, tengah melayani pembeli, Selasa (13/9/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri M.)

Solopos.com, WONOGIRI–Harga tanaman petai di Pasar Wonogiri melonjak. Agar mendapat tiga batang petai, setiap pembeli perlu merogoh kocek Rp10.000.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, harga petai pada saat normal nilainya Rp5.000 per tiga batang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lonjakan harga yang terjadi di Pasar Wonogiri pada pertengahan September 2022 ini terjadi dalam dua pekan terakhir.

Salah seorang pedagang di los lantai I Pasar Wonogiri, Karimin, mengatakan normalnya harga petai terjadi pada Mei-Agustus 2022.

Kala itu, setiap petai yang dikulak harganya Rp1.000 per batang. Sedangkan setiap batang petai ia jual di pasar harganya Rp1.500-Rp2.000.

Namun, sejak awal September 2022, harga kulakannya melonjak. Setiap batang petai yang dibeli dari penyuplai harganya Rp2.000-Rp2.500. Karimin menjualnya kembali ke pembeli di pasar seharga Rp10.000 per tiga batang.

Faktor mahalnya tanaman yang termasuk dalam hortikultura itu disebabkan oleh kelangkaan suplai di tingkat petani. Ia mencontohkan saat petai mudah didapat, ia memiliki stok 200-300 batang petai per hari.

“Tapi sekarang saya cuman dapat 100 batang [per hari]. Penyuplainya dari Kecamatan Ngadirojo, dia bilang kalau petai saat ini memang lagi sulit. Belum musim panen,” terang Karimin kepada Solopos.com, Selasa (13/9/2022).

Sulitnya mendapat petai berbanding terbalik dengan permintaan pembeli. Meski Karimin menjual petai dengan harga yang tergolong mahal, stok petai yang ia miliki habis dalam empat jam.

“Saya jualan mulai pukul 06.00 WIB. Stok petai biasa datang pukul 07.00 WIB. Tapi sudah laku semuanya, dagangan [petai] saya habis pada pukul 11.00 WIB. Banyak yang minat memang, apalagi kalau batang petainya panjang dan umurnya sudah tua,” ujarnya.

Pedagang petai di Pasar Wonogiri lainnya, Warsi, tak bernasib sama seperti Karimin. Hingga pukul 11.00 WIB, stok petai yang ia bawa untuk dijual masih melimpah.

“Enggak laku. Selain karena harganya mahal, petai saya kecil-kecil, masih muda. Peminatnya juga sedikit,” kata Warsi kepada Solopos.com, Selasa.

Kendati demikian, ia mengaku kalau mahalnya harga petai disebabkan oleh minimnya suplai barang.

“Masalahnya petai itu panennya enggak bareng-bareng. Dan enggak mesti. Tapi kalau petai panen raya, harganya bisa murah karena stoknya banyak,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya