SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Pengendalian kuota BBM bersubsidi untuk DIY diprediksi sulit terlaksana lantaran diikuti kenaikan harga Pertamax per 1 September lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seperti diberitakan sebelumnya, kuota BBM bersubsidi jenis Premium untuk Jogja mulai 1 September dibatasi hanya 1.200 kiloliter per hari dari biasanya 1.350 kiloliter. Pembatasan terpaksa ditempuh akibat kuota BBM untuk DIY menipis dan bila tak dikendalikan hanya cukup sampai November.

Ekspedisi Mudik 2024

Sales Representatif Pertamina DIY, Fanda Chrismianto, Senin (3/8) menuturkan, kenaikan harga Pertamax dari sebelumnya Rp9.800 per liter menjadi Rp10.000 dapat menghambat penghematan Premium yang sudah ditempuh pemerintah. Menurut dia, pemilik mobil pribadi yang menggunakan Pertamax sangat rentan berpindah ke premium.

“Sangat rentan sekali, sebelumnya mereka pakai Pertamax karena harga naik pindah ke premium. Masyarakat kita kan sangat sensitif soal harga,” ungkap Fanda.

Kenaikan harga Pertamax disebabkan melonjaknya harga minyak dunia yang berimbas pada kondisi dalam negeri. Fanda menambahkan, pengendalian BBM bersubsidi dengan membatasai kuota per hari sedianya bertujuan untuk mencukupkan Premium hingga akhir tahun, namun dengan kondisi saat ini, sulit meyakini kuota bakal cukup.

“Sulit kalau Pertamax naik. Kalau pengendalian sebenarnya sudah jalan per 1 September ini, cuma masih kami monitor terus teknisnya seperti apa,” terangnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya