JOGJA—Pengendalian kuota BBM bersubsidi untuk DIY diprediksi sulit terlaksana lantaran diikuti kenaikan harga Pertamax per 1 September lalu.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Seperti diberitakan sebelumnya, kuota BBM bersubsidi jenis Premium untuk Jogja mulai 1 September dibatasi hanya 1.200 kiloliter per hari dari biasanya 1.350 kiloliter. Pembatasan terpaksa ditempuh akibat kuota BBM untuk DIY menipis dan bila tak dikendalikan hanya cukup sampai November.
Sales Representatif Pertamina DIY, Fanda Chrismianto, Senin (3/8) menuturkan, kenaikan harga Pertamax dari sebelumnya Rp9.800 per liter menjadi Rp10.000 dapat menghambat penghematan Premium yang sudah ditempuh pemerintah. Menurut dia, pemilik mobil pribadi yang menggunakan Pertamax sangat rentan berpindah ke premium.
“Sangat rentan sekali, sebelumnya mereka pakai Pertamax karena harga naik pindah ke premium. Masyarakat kita kan sangat sensitif soal harga,” ungkap Fanda.
Kenaikan harga Pertamax disebabkan melonjaknya harga minyak dunia yang berimbas pada kondisi dalam negeri. Fanda menambahkan, pengendalian BBM bersubsidi dengan membatasai kuota per hari sedianya bertujuan untuk mencukupkan Premium hingga akhir tahun, namun dengan kondisi saat ini, sulit meyakini kuota bakal cukup.
“Sulit kalau Pertamax naik. Kalau pengendalian sebenarnya sudah jalan per 1 September ini, cuma masih kami monitor terus teknisnya seperti apa,” terangnya.(ali)