SOLOPOS.COM - Sarudi, pedagang sayur keliling di Kota Semarang saat menjajakan dagangannya dengan mobil pikap, Rabu (6/4/2022). (Solopos.com-Adhik Kurniawan)

Solopos.com, SEMARANG — Harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax yang naik turut dirasakan sejumlah pedagang sayur keliling di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Mereka pun turut terkena imbas, mulai dari kenaikan harga sayuran yang dipasok hingga harus membatasi wilayah operasionalnya.

Seorang pedagang sayur keliling di Kota Semarang, Sarudi, 52, mengaku harga Pertamax yang naik membuat omzetnya berkurang. Hal ini dikarenakan dirinya harus mengurangi armada mobil yang digunakan untuk menjajakan dagangannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Sekarang ngetem di Sampangan saja. Dekat-dekat sama masjid dan perkampungan. Kalau muter-muter boros bensinya. Soalnya kan naik,” kata Sarudi yang sehari-hari berjualan sayur dengan mengendarai mobil pikap warna biru tua, Rabu (6/4/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca juga: Sambat Harga Pertamax Naik, Driver Ojol di Solo Pilih Pertalite

Untuk menyiasati kenaikan harga Pertamax, Sarudi terkadang mengisi kendaraannya dengan BBM jenis Pertalite. Meski demikian, tak jarang SPBU di Kota Semarang yang kehabisan BBM jenis Pertalite sehingga konsumen mau tak mau harus membeli Pertamax yang naik harga, dari Rp9.000 per liter menjadi Rp12.500.

“Susah sekarang, semenjak naik [harga] enggak berani mengisi Pertamax terus, mahal! Terus sayuran juga pada ikut naik, dari Rp1.000 sampai Rp3.000. Jadi berpengaruh ke omzet. Biasanya bisa Rp1 juta [per hari] sekarang jadi Rp800.000,” jelas pria yang sudah 10 tahun berjualan sayur secara keliling itu.

Sarudi menambahkan setiap hari selalu membawa dagangannya dari rumahnya di Kelurahan Jabungan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, mulai pukul 00.00 WIB. Menjelang subuh, ia akan mangkal di wilayah Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur. Setelah itu, ia melanjutkan berjualan di wilayah sekitar.

Hal senada disampaikan penjual sayur keliling lainnya di Semarang, Bayu Setiaji, 23, yang mengaku harga Pertamax yang naik turut berimbas kepada kenaikan sejumlah sayuran. Meski demikian, kenaikan harga sayuran itu dirasa masih cukup aman.

“Memang ikut naik [sayuran]. Tapi kalau saya dari awal pakai Pertalite, selama itu [Pertalite] belum naik, harga sayuran masih aman. Kalau ikut naik pasti terasa,” ujar Bayu.

Baca juga: Inilah Suka Duka Jualan Bensin Eceran ala Pedagang Sayur Keliling

Pengamat ekonomi dari Universitas Muhamadiyah Semarang (Unimus), Hardiwinoto, menyebut ada dampak naiknya harga Pertamax terhadap kenaikan sejumlah komoditas sayuran. Jika tidak segera dikendalikan hal itu akan menyebabkan inflasi.

“Komoditas seperti sayuran jelas akan ikut terkena inflasi. Hal itu karena BBM faktor utama sebagai cost inflasion. Ketika kenaikan biaya ada, maka semua yang diangkut transportasi akan ikut naik,” jelas Hardiwinoto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya