SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) — Lonjakan harga minyak yang terus berlanjut dan menembus US$ 130 per barel diprediksi akan membuat harga pertamax bisa menembus Rp 9.500 per liter. Harga pertamax akan tetap tinggi selama krisis di Timur Tengah (Timteng) tak kunjung mereda.

“Ada kemungkinan (harga pertamax) lebih tinggi, ketika krisis Timur Tengah merembet ke negara lain terutama Arab dan Iran,” ujar Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto, Selasa (8/3/2011).

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

“Tapi itu belum kan. Tapi perkiraan saya harga minyak akan tinggi dan pertamax juga tinggi di kisaran Rp 8.000 dan Rp 9.000… Rp 9.500 lah. Tapi nggak akan terus, karena secara fundamental harga minyak akan di kisaran US$ 90-95 per barel sebetulnya. Jadi kalau segitu, harga pertamax bakal di kisaran Rp 8.000-9.000,” tambah Pri Agung.

Sebagai informasi, harga minyak mentah dunia kini terus bertahan di atas level US$ 100 per barel akibat krisis Timteng, terutama Libya yang belum berakhir. Namun awal perdagangan di pasar Asia Selasa ini, harga minyak surut meski tipis. Pada awal perdagangan Selasa di pasar Asia, minyak light sweet pengiriman April turun 41 sen menjadi US$ 105,03 per barel. Minyak Brent pengiriman April turun 13 sen menjadi US$ 114,91 per barel.

Tingginya harga minyak mentah dunia itu menyebabkan harga BBM non subsidi seperti pertamax melambung tinggi. Khusus harga pertamax di Jakarta naik menjadi Rp 8.100 per liter. Sementara harga pertamax plus di Jakarta dinaikkan dari Rp 8.450 per liter menjadi Rp 8.550 per liter.

(dtc/try)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya