SOLOPOS.COM - Bahan Bakar Mesin (BBM) jenis Pertalite dan Pertamax dijual eceran di kios milik Sri Mulyoharjono, warga Sukorejo, Kelurahan Giritirto, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jumat (15/4/2022). (Solopos.com/Luthfi Shobri Marzuqi)

Solopos.com, WONOGIRI – Penjual kecil di Kabupaten Wonogiri meminta kepastian kepada pemerintah menyoal harga bahan bakar mesin (BBM) jenis Pertalite yang direncanakan naik. Pasalnya, ketidakjelasan tersebut justru yang membuat rakyat kalang kabut, khususnya bagi pedagang BBM eceran.

Sri Mulyoharjono, penjual BBM eceran di Sukorejo, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri, mengeluhkan rencana pemerintah menaikkan harga BBM jenis Pertalite. Menurutnya, hal itu bukan semata karena menambah daftar barang-barang yang harganya serba naik. Hanya saja karena sifatnya masih rencana yang justru membuatnya panik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mulyo, begitu ia akrab disapa, menyatakan maksud kepanikan itu adalah potensi penimbunan jika kenaikan harga tidak segera ditetapkan. “Kalau naiknya satu atau dua bulan lagi itu kan jadi isu dan masyarakat menjadi resah. Harusnya jika sudah ada kepastian naik tegaskan saja,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, di kediamannya, Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Pemerintah Usulkan Kenaikan Kuota Pertalite dan Solar, Ini Alasannya

Ekspedisi Mudik 2024

Harga Pertalite Naik

Seperti dilansir dari Bisnis.com, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan sinyal kenaikan harga BBM jenis Pertalite dan Solar. Penyesuaian harga tersebut merupakan respons atas harga minyak mentah dunia yang sedang tinggi.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (13/4/2022), mengatakan penyesuaian harga Pertalite dan Solar merupakan langkah jangka menengah dan panjang pemerintah dalam menghadapi harga minyak dunia yang mencapai lebih dari US$100 per barrel. Namun untuk kapan kenaikan tersebut terjadi di Indonesia, hingga berita ini ditulis belum terdapat kejelasan.

Hal itulah yang membuat Mulyo berkeluh. Sebelumnya, tambah dia, kenaikan harga Pertamax yang dalam waktu perencanaan dan pemutusan kebijakannya tergolong singkat tak menjadikannya masalah. Meski akhirnya juga berdampak pada penjualan Pertamax yang tak kunjung habis.

Baca juga: Siap-Siap, Menteri ESDM Segera Naikkan Harga Pertalite dan Solar

Pasrah

Penjual bensin eceran lain yang masih satu daerah dengannya, Sulardi, mengalami nasib sama. Di kios bensinnya, stok Pertamax yang dijualnya hanya tersisa dua botol.

“Dulu saat harganya enggak berbeda jauh dengan Pertalite, BBM jenis Pertamax itu paling dua tiga hari habis. Sekarang, banyak warga cenderung membeli Pertalite,” ungkapnya kepada Solopos.com, Jumat.

Benar saja, di sela-sela waktu wawancaranya bersama Solopos.com, sejumlah pemotor datang dan semuanya membeli Pertalite ketimbang Pertamax. Disinggung mengenai sinyal pemerintah menaikkan harga Pertalite, ia hanya bisa pasrah.

Karena ia sudah lelah dengan banyaknya barang-barang yang harganya naik. Yang jadi pertanyaan, kata dia, justru adalah mengapa semua barang-barang dinaikkan dan di sisi lainnya pemerintah menggelontorkan sejumlah bantuan.

“Contohnya minyak goreng, sejak beberapa waktu lalu harganya naik, pemerintah mengadakan bantuan ke warganya. Itu yang jadi pertanyaan, piye to maksude?,” imbuhnya.

Baca juga: Vaksinasi Booster Malam Hari di Kemenag Wonogiri Disambut Antusias

Lebih lanjut ia mengatakan, jika Pertalite jadi dinaikkan harganya oleh pemerintah, ia bakal melihat situasi yang memungkinkan guna memutuskan keberlanjutan usaha bensinnya. “Kalau dilihat-lihat sudah enggak untung lagi, ya sudah berhenti jualan bensin,” katanya.

Baik Sulardi maupun Mulyo selama ini membeli Pertalite maupun Pertamax di SPBU Pokoh. Mereka tak menggunakan jeriken, melainkan dengan cara memasukkan bensinnya ke dalam sepeda motor lalu menyulingkannya ke botol-botol guna dijual kembali.

Dengan sejumlah upaya itu, mereka melebihkan harga bensinnya sekitar Rp1.000-1.500. Artinya, jika satu liter Pertamax saat ini seharga Rp12.500, maka mereka menjualnya kembali dengan harga Rp13.500-14.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya