SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Jumlah wisatawan Asia Tenggara yang datang ke DIY terus turun setiap tahun, terutama asal Malaysia. Hal ini membuat pelaku wisata waswas.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Berdasarkan data Dinas Pariwisata DIY,  setiap tahun jumlah wisatawan asal Malaysia terus menurun. Pada 2009 jumlah wisatawan sebanyak 16.150 orang, turun menjadi 15.407 (2010), dan kembali turun 6,46% menjadi 14.412 orang pada 2011.

Kunjungan asal Singapura hanya menunjukkan sedikit peningkatan dari 6.177 orang pada 2009, naik menjadi 7.040 orang pada 2010 dan 7.133 orang selama 2011. Namun, jumlah ini masih jauh dari harapan Dinas Pariwisata DIY.

Setiawan, Kasubag Program dan Informasi Dinas Pariwisata DIY mengatakan penurunan jumlah wisman dari Asia Tenggara disebabkan DIY semakin tertinggal dalam persaingan pariwisata, terutama dalam menawarkan sajian wisata yang murah, namun berkualitas.

Ditegaskan, yang terjadi saat ini kebijakan yang dikeluarkan justru tidak mensupport pariwisata. Misalnya, kenaikan harga tiket masuk candi, minimnya atraksi malam, serta kondisi Kota Jogja yang semakin sesak.

“Wisman dari Asia Tenggara itu sebagian besar masih satu rumpun dengan Indonesia. Mereka suka berbelanja dan traveling murah,” kata Setiawan kepada Harian Jogja belum lama ini.

Kenaikan tarif masuk candi pertengahan Juli kemarin menjadi ganjalan promosi wisata Jogja. Harga tiket masuk naik menjadi US$10 per orang untuk wisman anak-anak dan US$20 untuk dewasa. Sedangkan tiket masuk Candi Prambanan naik menjadi US$18 dan Candi Ratu Boko US$13.

“Kenaikan harga masuk candi membuat harga paketan wisata menjadi naik dan menurunkan daya saing wisata ke DIY,” tambahnya.

Saat ini, harga paket wisata ke DIY selama tiga hari dua malam sudah termasuk penerbangan, akomodasi dan penginapan sebesar Rp4 jutaan. Sedangkan penawaran paket ke Bali dan Bandung, hanya Rp2,5 jutaan atau hampir separuh harga paket wisata di Jogja. “Kalau Jogja ingin meningkat, paket wisata harus murah,” tegasnya.

Director of sales & Marketing Hyatt Hotel, Syahrial Lubis atau Ade mengatakan pihaknya memprediksi jika dunia wisata tak diperbaiki maka pada 2013 akan terjadi penurunan okupansi hotel.

“Kami juga berpikir untuk menaikkan harga tarif hotel pada 2013 seiring kenaikan harga paket wisata,” kata Ade.

Ketua Asosiasi Tour dan Travel Indonesia (Asita) Edwin Himna Ismedi mengatakan insan pariwisata bersama dengan travel harus segera evaluasi harga, serta dapat menciptakan objek wisata baru, menambah hiburan malam selain tarian Ramayana dan meningkatkan potensi wisata di setiap daerah yang menjual.

“Minimal, ada pembenahan fasilitas wisata yang ada saat ini, untuk meningkatkan kenyamanan wisman,” tandas Edwin.

Kunjungan Wisawatan Asia Tenggara ke DIY

Malaysia

2009                16.150 orang

2010                15.407 orang

2011                14.412 orang

 

Singapura

2009                6.177 orang

2010                7.040 orang

2011                7.133 orang



sumber : Dinas Pariwisata DIY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya