SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

JOGJA-Musim kemarau menyebabkan ongkos budidaya hewan ternak melambung tinggi. Akibatnya, peternak harus menjual hewan ternak lebih awal.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Subingan, Peternak sapi dari Wonosari, Gunungkidul, mengungkapkan untuk memberi makan ternaknya, ia harus merogoh kocek sekita Rp10.000 per satu ekor kambing setiap hari.

Sedangkan seekor sapi setidaknya butuh Rp25.000 setiap hari. Padahal, jelang perayaan lebaran haji tahun ini, ia sedang mempersiapkan sedikitnya 97 ekor kambing dan 4 ekor sapi. Dengan jumlah itu, ongkos pakan ternak yang ia tanggung mencapai Rp1.070.000 perhari.

“Biaya pakan semakin mahal, kami pun mengejar penjualan hewan sedini mungkin untuk yang siap jual agar memperkecil pengeluaran pakan,” kata Subingan, Selasa (16/10/2012) kepada Harian Jogja.

Sukamto, pedagang sekaligus Ketua Komunitas Kelompok Petani Ternak Tiban Jogja mengakui target penjualan pedagang karena tingginya ongkos pakan berimbas pada kualitas ternak yang dijual.

Akibatnya,banyak tempat penjualan hewan ternak yang menjual sapi atau kambing dibawah standar. Ini dikarenakan pedagang kejar setoran.

“Meskipun usia hewan lebih muda, kami tetap mengejar target berat hewan ternak agar sesuai dengan standar,” ujar Sukamto di tempat penjualan hewan kurban, Utara Komplek balaikota Jogja.

Menjelang Idul Adha, pedagang mematok harga lebih tinggi 30% dari harga wajar. Untuk kambing dijual antara Rp1.400.000 sampai Rp2.900.000 perekor. Sapi antara Rp9.500.000 sampai Rp14.250.000 perekor.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya