SOLOPOS.COM - Warga membeli bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Kridanggo, Boyolali, Kamis (1/9/2022). Warga tetap berharap harga BBM jenis Pertalite tidak naik karena masih dalam masa pemulihan ekonomi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, JAKARTA–Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai pemerintah mesti tetap menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite dan Solar masing-masing di angka Rp10.000 per liter dan Rp7.500 per liter kendati terjadi penurunan harga minyak mentah dunia pada awal bulan ini.

Mamit mengatakan kebijakan itu mesti diambil lantaran harga keekonomian BBM subsidi itu sudah terpaut lebar dengan harga jual di tingkat konsumen.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Karena saat ini penjualan Pertalite dan Solar subsidi ini masih jauh di bawah harga keekonomian,” kata Mamit saat dihubungi, Kamis (1/9/2022).

Di sisi lain, Mamit menyatakan harga minyak mentah dunia saat ini masih berfluktuatif di kisaran US$100 per barel.

Kondisi itu, kata dia, bakal membebani anggaran subsidi yang dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.

“Harga minyak dunia masih berfluktuatif mungkin saat ini turun kita tidak tahu ke depan seperti apa, jangan sampai kejadian ini berulang terus,” kata dia.

Data Bloomberg hingga Kamis (1/9/2022) 09.47 WIB menunjukkan harga minyak mentah Brent berada di angka US$96.49 per barel untuk pengiriman November.

Harga itu mengalami penurunan 2,84% dari posisi perdagangan kemarin.

Tren penurunan harga itu juga diikuti jenis minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2022.

Pada perdagangan hari ini, WTI dipatok dengan harga US$89,51 per barel atau turun 0,04% dari posisi sebelumnya.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta pemerintah daerah (Pemda) untuk mulai mensosialisasikan urgensi dari rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada paruh kedua tahun ini.

Luhut mengatakan pemerintah cenderung memilih untuk mengurangi subsidi pada komoditas BBM menyusul harga minyak mentah dunia yang diproyeksikan kembali menguat hingga akhir tahun ini.

Sebagai gantinya, Luhut menjelaskan pemerintah bakal mengalokasikan anggaran subsidi BBM itu untuk sejumlah program lainnya terkait dengan upaya meredam inflasi domestik tahun ini.

“Terkait kemungkinan kenaikkan harga BBM, saya minta gubernur, bupati, wali kota, pangdam, danrem dan seterusnya mensosialisasikan untuk memberikan dukungan, ini bukan seperti perang dunia ketiga ini memang dinamika yang dihadapi seluruh dunia,” kata Luhut saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Selasa (30/8/2022).

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Harga Minyak Mentah Turun, Gimana Nasib Pertalite dan Solar?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya