SOLOPOS.COM - Ilustrasi pertambangan minyak (Reuters-Ernest Scheyde)

Solopos.com, JAKARTA -- Harga minyak mentah dunia anjlok hingga menyentuh -US$40,32 per barel alias di bawah nol. Pada perdagangan Rabu (22/4/2020), harga minyak mentah acuan global Brent jatuh ke level terendahnya dalam hampir 21 tahun.

Dengan harga di bawah nol alias minus, artinya minyak mentah sudah tak ada harganya. Bahkan pembeli kontrak malah ditawari uang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sudah 58 Orang Positif Covid-19, Soloraya Mendesak PSBB?

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah Brent kontrak Juni 2020 anjlok 16 persen. Minyak Brent dijual US$16,20 per barel di ICE Futures Europe exhange London pada pukul 12.21 waktu Singapura.

Ekspedisi Mudik 2024

Brent kontrak Juni bahkan sempat menyentuh level US$16,18, terendahnya sejak Juni 1999, setelah terjerembap 24 persen pada perdagangan Selasa (21/4/2020).

Rizal Ramli Ungkap Mafia Alkes, Pejabat Main di Pengadaan APD

Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2020 diperdagangkan di level US$10,52 per barel di New York Mercantile Exchange. Artinya harga minyak mentah WTI mengalami penurunan atau jatuh hingga 9 persen.

Pada Selasa (21/4/2020), WTI kontrak turun hingga ke level US$6,50 dan mengalami penghentian perdagangan sebanyak 3 kali demi pengaturan volatilitas.

Belva Devara Mundur dari Stafsus Jokowi, Ekonom Indef: Masalah Belum Usai

Akibat Lockdown

Harga minyak mentah dunia terus jatuh di tengah kekhawatiran bahwa kelebihan suplai minyak dengan jumlah besar-besaran. Kondisi ini mendorong harga minyak WTI kontrak Mei 2020 jatuh hingga ke level -US$40,32 per barel, terendah sepanjang sejarah pada Senin (20/4/2020).

Situasi ini dipicu permintaan global yang runtuh akibat langkah lockdown di banyak negara di dunia. Kekhawatiran bahwa kelebihan minyak akan membanjiri kapasitas penyimpanan telah memicu aksi jual gila-gilaan.

Bandingkan Krisis Ekonomi 1998 dan Corona, JK Sarankan Jokowi Hemat Duit

Para menteri energi dari negara-negara koalisi OPEC+ mengadakan konferensi jarak jauh pada Selasa (21/4/2020) untuk membahas kemerosotan tersebut. Meski harga minyak mentah diperkirakan terus anjlok, pernyataan pada akhir pertemuan mengisyaratkan tak ada perubahan kebijakan apa pun.

Berlangsung Lama

OPEC+ telah sepakat untuk memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari, tetapi langkah ini tidak akan dimulai hingga Mei. Kesepakatan tersebut juga tidak akan cukup untuk mengimbangi runtuhnya permintaan akibat pandemi virus corona (Covid-19), yang bisa mencapai 30 juta barel per hari.

Ada tanda-tanda bahwa harga minyak mentah dunia yang anjlok luar biasa rendah ini akan bertahan ketika kapasitas tangki-tangki di seluruh dunia terisi.

Baru Sekarang Mudik Dilarang, Luhut: Pemerintah Pakai Strategi Militer

Royal Vopak NV, perusahaan penyimpanan independen terbesar di dunia, mengatakan hampir semua ruang penyimpanannya telah terjual. Sedangkan Clarksons Platou mengatakan kapasitas floating storage miliknya berakselerasi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sementara itu, pelaku pasar minyak ternama Pierre Andurand memperingatkan bahwa harga minyak mentah bisa kembali jatuh ke bawah nol dan menggambarkan kondisi pasar berbahaya untuk diperdagangkan.

Terbanyak di Soloraya! Kasus Positif Covid-19 di Sukoharjo Jadi 17 Orang

“Seluruh pasar energi masih berada di ujung pisau karena apa yang seharusnya terbendung dalam kontrak WTI untuk pengiriman Mei kini memiliki efek menjalar yang berjangkauan luas,” tutur Howie Lee, seorang ekonom di Oversea-Chinese Banking Corp., Singapura, dilansir Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya