SOLOPOS.COM - ilustrasi (google img)

Solopos.com, NEW YORK – Arab Saudi, produsen terbesar Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas harga minyaknya yang dijual ke pasar Amerika Serikat (AS). Hal itu mengakibatkan harga minyak mentah dunia jatuh pada Selasa (4/11/2014) waktu AS atau Rabu (5/11/2014) pagi WIB

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun US$1,59 menjadi US$77,19 per barel di New York Mercantile Exchange, penutupan terendah sejak Oktober 2011. Kontrak tersebut jatuh ke serendah US$75,84 di awal sesi.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember turun US$1,96 menjadi US$82,82 per barel, penutupan terendah sejak Oktober 2010.

Para analis melihat langkah Saudi sebagai upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya di Amerika Utara terhadap membanjirnya minyak yang lebih murah dari ladang-ladang serpih AS.

Sementara Arab Saudi menaikkan harga minyaknya yang dijual ke Asia dan lokasi lainnya, tetapi peningkatan itu sebagian besar telah diabaikan.

“Rupanya Arab Saudi kini lebih berkonsentrasi pada mempertahankan pangsa pasarnya di pasar AS, yang bisa menimbulkan masalah khususnya untuk Kanada, Meksiko dan Venezuela [pemasok minyak terkemuka lainnya ke AS] dan produsen minyak serpih AS,” kata Commerzbank.

Langkah Saudi menambah tekanan pada harga minyak, yang di New York telah turun lebih dari 20 persen sejak Juni.

Saudi Arabian Oil Co, produsen minyak milik negara, memotong harga minyak mentah yang diekspor ke Amerika Serikat, perusahaan mengatakan dalam sebuah pernyataannya, Senin. Pedagang menganggap ini sebagai cara untuk mempertahankan pangsa pasar.

Survei pasar menunjukkan produksi minyak mentah dari OPEC tumbuh sebesar 53.000 barel menjadi 30,974 juta barel setiap hari, tertinggi dalam 14-bulan.

Produksi OPEC menyumbang sekitar 40 persen dari pasokan minyak dunia. Organisasi ini dijadwalkan akan membahas pagu produksi mereka di pertemuan di Wina, Austria, pada 27 November.

Persediaan minyak mentah AS meningkat di tengah meningkatnya produksi dari formasi serpih. Persediaan minyak mentah naik menjadi 379,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 24 Oktober.

Di sisi ekonomi, pesanan baru AS untuk barang-barang manufaktur pada September mengalami penurunan 0,6 persen, lebih buruk dari yang diperkirakan, departemen perdagangan mengatakan dalam sebuah laporan terpisah pada Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya