SOLOPOS.COM - Ilustrasi Kilang Minyak (JIBI/Bisnis Indonesia/Andry T Kurniadi)

Harga minyak dunia yang terus melemah membuat laba Pertamina anjlok.

Solopos.com, JAKARTA — Perolehan laba bersih PT Pertamina (Persero) sepanjang Januari hingga September 2015 mengalami penurunan 47% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Keuangan PT Pertamina Arief Budiman mengatakan perolehan laba perusahaan pelat merah itu sepanjang Januri hingga September 2015 hanya US$914 juta. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, laba Pertamina menembus US$1,73 miliar.

Ekspedisi Mudik 2024

Dari sisi pendapatan sepanjang Januari hingga September 2015, BUMN Migas tersebut juga mencatatkan penurunan laba sebesar 42%. Pendapatan sepanjang Januari hingga September tahun ini hanya US$31,99 miliar, padahal tahun lalu bisa menembus US$55,17 miliar.

Dia memprediksi laba hingga akhir tahun ini hanya US$1 hingga US41,2 miliar, adapun pendapatan sekitar US$40 miliar. “Namun di kuartal IV ada revaluasi aset akuisisi, ini masalah accounting yang sulit diprediksi,” katanya dalam acara Paparan Kinerja Kuartal III/2015 di Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Realisasi investasi sampai dengan kuartal III/2015 mencapai US$2,5 miliar. Rinciannya, realiasi investasi hulu sebesar US$2 miliar, sedangkan realisasi investasi non hulu US$500 juta. Dia memprediksi realisasi investasi hingga akhir tahun bisa menembus US$4 miliar karena terdapat beberapa proyek di kuartal IV, misalnya Residual Fluid Catalyst Cracker (RFCC).

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, menjelaskan penurunan laba badan usaha milik negara itu karena harga minyak dunia yang terus merosot hingga US$50-an. Pertamina menggunakan patokan harga minyak dunia US$60 per barel dalam penyusunan rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP) 2015.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga terus tertekan. Di sisi lain, Pertamina juga harus menanggung kerugian dari penjualan harga Premium yang mencapai Rp10 triliun hingga saat ini.

“Sebenarnya laba bersih bisa mencapai US$1,9 miliar kalau harga minyak dan harga jual BBM [bahan bakar minyak] sesuai asumsi,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menuturkan produksi minyak dan gas bumi sepanjang Januari hingga September 2015 mencapai 575,02 barel setara minyak per hari. Angka ini mengalami kenaikan 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Produksi migas year to date hingga kuartal III/2014 hanya US4519,65 barel setara minyak per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya