Jakarta--Memasuki awal Januari tahun 2010 ini, harga minyak goreng (Migor) kembali mengalami kenaikan. Harga minyak goreng mengalami kenaikan rata-rata nasional hingga Rp 300 per kg.
Faktor penyebabnya karena harga sawit mentah atau crude palm oil (CPO) internasional tembus hingga US$ 770 per ton. Namun penyebab yang paling signifikan adalah dihentikannya subsidi Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk migor per 1 Januari 2010 ini.
Promosi Oleh-oleh Keripik Tempe Rohani Malang Sukses Berkembang Berkat Pinjaman BRI
Business Development Wilmar International Max Ramajaya mengatakan, setidaknya dua hal tersebut menjadi pemicu kenaikan harga migor di awal tahun 2010 ini.
“Mulai Januari ini sudah tidak ada PPN DTP, justru ini yang paling signifikan penyebab kenaikan harga,” kata Max, Selasa (5/1).
Max menjelaskan dengan dihapuskannya PPN DTP sebesar 10% untuk minyak goreng, maka konsumen harus kembali menanggung sebesar 10% dari harga minyak goreng. Ia mencontohkan dengan harga migor Rp 8.000 per kg, maka PPN yang harus ditanggung konsumen sebesar Rp 800 per kg.
Berdasarkan data Departemen Perdagangan tanggal 4 Januari 2010, harga rata-rata nasional minyak goreng curah sebesar Rp 9.076 per kg mengalami kenaikan Rp 290 per kg dibandingkan dengan harga rata-rata nasional minggu ke-4 bulan Desember 2009 yang hanya Rp 8.786 per kg.
Harga rata-rata bulan Januari 2010 dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Desember 2009 mengalami kenaikan Rp 314 per kg yaitu dari Rp 8.762 per kg menjadi Rp 9.076 per kg.
Harga minyak goreng tertinggi terjadi di Ambon dan Manokwari sebesar Rp 13.200 per kg, dan harga minyak goreng terendah di Banjarmasin Rp 7.975 per kg.
Sedangkan untuk harga minyak goreng curah di wilayah di DKI Jakarta, pada waktu yang sama Rp 8.900 per kg atau mengalami kenaikan Rp 300 per kg dibandingkan dengan 31 Desember 2009 sebesar Rp 8.600 per kg.
Pasar Senen Rp 8.500 per kg, Pasar Koja Baru Rp 9.000, Pasar Minggu Rp 8.500, Pasar Rawamangun Rp 9.000 per kg dan Pasar Grogol Rp 9.500 per kg.
dtc/isw
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
