SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SEMARANG–Berbagai merek telepon seluler dari China saat ini mampu bersaing dengan ponsel merek besar dengan menawarkan fitur dan aplikasi canggih, tetapi harganya cenderung lebih miring.

Menurut Retno, 22, penjaga toko seluler Galaxy Cell Semarang, Kamis (25/10/2012), para konsumen sekarang ini cenderung melirik ponsel buatan Negeri Tirai Bambu karena harganya yang relatif murah dibanding ponsel bermerek.

Promosi Mimpi Prestasi Piala Asia, Lebih dari Gol Salto Widodo C Putra

“Salah satu keunggulan ponsel produk China, antara lain desainnya yang menarik dan teknologi terbaru yang ditawarkan. Barangkali, ini yang membuat ponsel-ponsel China bisa bersaing dengan merek-merek terkenal,” katanya.

Ia mengaku setiap hari setidaknya mampu menjual 3-4 ponsel buatan China berbagai merek dengan harga yang bervariasi, mulai Rp115.000/unit hingga Rp700.000/unit bergantung merek dan teknologi yang ditawarkan.

“Ponsel buatan China sendiri memiliki banyak merek. Biasanya, merek-merek yang sudah cukup familiar yang banyak dicari, sebab banyak juga merek baru,” katanya, seraya enggan menyebutkan merek ponsel yang dimaksud.

Selain ponsel buatan China, toko seluler yang terletak di sentra bisnis seluler di kawasan Tlogosari Semarang itu juga menjual ponsel-ponsel bermerk besar, seperti Nokia, Samsung, LG, hingga “smartphone” Blackberrry.

Hal senada juga diungkapkan Dani, 32, penjaga toko seluler “Hoki Cellular” Semarang mengakui ponsel buatan China memang memiliki pangsa tersendiri, yakni kalangan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.

“Saya jual ponsel berbagai merek, mulai buatan China yang mereknya beragam hingga ponsel-ponsel merek besar. Harga ponsel China juga bervariasi, bergantung merek, fitur, aplikasi, dan teknologi yang diusung,” katanya.

Pembeli dari kalangan menengah ke bawah, kata dia, cenderung melirik ponsel yang murah, seperti buatan China dengan harga mulai Rp165.000/unit hingga Rp800.000/unit sesuai dengan merek dan teknologi yang dimiliki.

Namun, kata dia, kebanyakan pembeli biasanya lebih melihat tampilan ponsel, model, dan kualitas suara yang dihasilkan dari “speaker”, sementara dari sisi fitur dan teknologi kurang begitu diperhatikan konsumen.

“Soal daya tahan ponsel buatan China, saya katakan relatif. Sebab, antara merek satu dengan lainnya tidak terlalu mencolok perbedaan kualitasnya. Biasanya, pembeli sudah tahu dari cerita dari mulut ke mulut,” katanya.

Berkaitan dengan fitur, ia mencontohkan kebanyakan ponsel China menawarkan “dual simcard” (dua kartu) dan bisa dipakai menonton televisi, berbeda dengan ponsel-ponsel merek terkenal yang tidak menawarkan fitur tersebut.

Setiap bulan, ia mengakui setidaknya sanggup menjual rata-rata antara 20-30 unit ponsel buatan China berbagai merek, bahkan terkadang pernah sampai kekurangan stok karena saking banyaknya permintaan.

“Saya tidak mau berpromosi merek-merek ponsel China mana saja yang paling banyak digemari. Pembeli biasanya sudah tahu, mungkin karena mendengar pengalaman kawannya atau siapa yang juga menggunakan ponsel China,” kata Dhani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya