SOLOPOS.COM - Ilustrasi biji kopi. (Dok. Solopos.com)

Jakarta (Solopos.com)–Tingginya harga ekspor kopi saat ini, selain cuaca yang tidak menentu juga karena para spekulan yang mematok harga tinggi untuk produksi kopi di dalam negeri.

“Pasar banyak spekulasi, banyak yang masang harga lebih tinggi dari harga di luar negeri, para eksportir tidak berani beli,” kata Sekjen Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Rahim Kartabrata, Minggu (13/3/2011).

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Menurutnya harga kopi dalam  negeri lebih tinggi dari harga luar negri, sebagai imbas untuk menyingkapi kenaikan harga kopi oleh para spekulan.

Ekspedisi Mudik 2024

Rahim mengatakan, harga kopi yang dijual di dalam negri pun terus berubah setiap harinya. Untuk kopi jenis robusta harga pasaran sekitar Rp 18.000-Rp 19.000 per kg, sedangkan untuk arabika harganya bisa mencapai Rp 50.000 lebih per Kg. “Saya tidak bisa pastikan (harga kopi) karena setiap hari harganya berubah, ini masih pakai harga kemarin,” imbuhnya

Menurutnya kondisi daerah penghasil kopi di Sumatra seperti Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung terlalu banyak turun hujan, sehingga produksi kopi berkurang. Namun, hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia, negara lain seperti Kolombia sebagai negara penghasil kopi terkena imbasnya. “Kalau di Sumatra kebanyakan hujan, di Kolombia malah kepanasan,” tegasnya.

(dtc/tiw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya