SOLOPOS.COM - Perajin tahu di Gilingan Lor, Urutsewu, Ampel, Boyolali, Suwarno, 46, saat membuat tahu di rumah produksinya, Rabu (30/11/2022). Harga kedelai naik sejak awal tahun hingga November terakhir menjadi Rp14.000 per kilogram. (Solopos.com/Ni’matul Faizah).

Solopos.com, BOYOLALI – Perajin tahu dan tempe di Boyolali mengeluhkan harga kedelai yang terus naik sejak awal 2022. Kenaikan harga bahan pokok kedelai memaksa mereka menaikkan harga tahu dan tempe hingga membuat penjualan menurun.

Salah satu perajin tempe asal Dukuh Gilingan Lor, Desa Urutsewu, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Sriyanta, 35, ingat betul pada awal tahun harga kedelai masih Rp9.500 per kilogram.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Terus naik pelan-pelan begitu Rp100 – Rp200 per kilo, sampai pertengahan tahun sebelum Agustus, jadi Rp11.000 per kilogram. Terus Agustus ke sini [November] harganya kalau naik langsung Rp1.000 begitu,” ujarnya saat dijumpai Solopos.com di rumah produksinya, Rabu (30/11/2022).

Sriyanta mengatakan harga kedelai saat ini Rp14.000 per kilogram. Beberapa hari yang lalu, sebut dia, sempat menyentuh harga Rp14.200 per kilogram. Ia berharap harga tersebut bisa semakin turun.

Sriyanta menceritakan karena tingginya harga bahan baku kedelai membuatnya harus menaikkan harga jual tempe dari Rp2.000 per potong menjadi Rp2.500 per potong.

Baca juga: Duh! Ternyata Produksi dan Panen Kedelai di Boyolali Terus Turun sejak 2018

“Harganya naik begini, pembeli pada kabur, otomatis keuntungan berkurang. Produksi juga berkurang, biasanya sehari bisa 300 kilogram sekarang 250 kilogram. Itu keuntungan kami mepet, turun keuntungannnya 60 persen,” ujarnya.

Sriyanta bercerita dulu waktu awal-awal kenaikan ia memilih untuk bertahan dengan harga lama dengan strategi memperkecil ukuran tempe dari lebar tujuh menjadi lima sentimeter dan panjang dari 27 menjadi 25 sentimeter.

Namun, harga kedelai naik lagi hingga menyentuh Rp14.000 per kilogram.  Hal itu membuatnya harus menaikkan harga jual tempe namun ukuran dikembalikan seperti semula.

“Saya berharap sih harga kedelai jangan sampai naik lagi. Kami ingin harganya stabil, kalau boleh malah turun agar perajin dan juga pembeli tidak mengeluh. Ini pembeli pada lari, jadi memang keuntungan cuma bisa untuk operasional saja,” jelasnya.

Baca juga: Perajin Tahu di Solo Tak Kesulitan Dapat Stok Kedelai, Tapi Harganya Mahal

Senada, perajin tahu asal Gilingan Lor, Suwarno, 46, juga mengatakan keuntungan penjualan tahu mepet dan hanya bisa digunakan untuk operasional.

Warno mengungkapkan tahun ini adalah tahun terberatnya setelah menjadi perajin tahu sejak 2000. Ia mengingat betul waktu itu harga kedelai Rp5.000 per kilogram. Lalu, pada 2010 – 2015 harga stabil di angka Rp8.000 per kilogram.

Kemudian semakin naik hingga menyentuh Rp14.000 per kilogram.

“Kemarin tertinggi di angka Rp14.200 sampai Rp14.300 per kilogram. Terus sempat stabil lama Rp8.000 per kilogram selama lima tahun. Kalau stabil begitu kan membuat produsen dan pembeli nyaman karena enggak harus gonta-ganti harga,” ujarnya.

Baca juga: Lartas Impor Kedelai Berlaku, Pasokan Bahan Baku Tempe Terganggu

Saat ini, harga tahu produksi Suwarno juga harus mengalami kenaikan dari Rp50.000 per kotak pada awal 2022 menjadi Rp60.000 per kotak. Satu kotak berisi sekitar 100 tahu.

Ia mengungkapkan pada saat awal harga kedelai naik, dia tak langsung serta merta menaikkan harga tahu. Namun, dia berusaha mengecilkan ukuran tahu dari yang biasanya satu kotak mendapat 100 tahu menjadi 110 buah.

Seiring berjalannya waktu, harga kedelai semakin naik membuatnya harus menaikkan harga menjadi Rp55.000 per kotak. Ia pun mengembalikan satu kotak berisi 100 buah tahu. Selanjutnya, kenaikan terakhir membuatnya harus menaikkan harga lagi menjadi Rp60.000 per kotak.

“Pembeli mengeluh karena harga naik, mereka belum mau harga segitu jadinya penjualan berkurang. Produksi juga berkurang, dari yang dulu bisa enam kuintal jadi lima kuintal per hari. Untungnya juga berkurang, hanya bisa untuk operasional saja,” kata dia.

Baca juga: HARGA KEDELAI NAIK : Perajin Tahu Tempe Terancam Gulung Tikar

Ia mengungkapkan hanya bisa bertahan di tengah kondisi naiknya harga kedelai. Tak hanya itu, Warno juga diserang dengan naiknya harga minyak goreng yang ia gunakan untuk menggoreng tahu.

Warno mengungkapkan harga minyak goreng yang dulu sempat Rp150.000 per 17 kilogram sekarang menjadi Rp250.000 per 17 kilogram.

“Harapan saya sebagai perajin tahu semoga harga kedelai dan minyak stabil, syukur bisa turun. Saya juga berharap pemerintah serius menangani lonjakan harga kedelai. Syukur ada intervensi dari pemerintah bahkan ada bantuan,” harap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya