SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

ilustrasi (JIBI/dok)

ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, SOLO — Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Soloraya menuntut pemerintah pusat untuk menstabilkan harga kedelai menjadi Rp7.000 per kilogram. Mereka menuntut Badan Urusan Logistik (Bulog) menjadi satu-satunya lembaga yang menjual kedelai.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Badan Kerja Sama (BKS) Kopti Soloraya, Sudiro, menuturkan saat ini di beberapa daerah, harga kedelai kualitas super ada yang mencapai Rp9.800-Rp10.000 per kilogram. Hal tersebut tentu sangat memberatkan perajin tahu dan tempe. Dia menuturkan saat ini sangat sulit menjual tahu dan tempe karena harganya mahal dan bentuknya semakin kecil. Akibatnya perajin di Soloraya banyak yang sudah menghentikan produksi.

“Total anggota Kopti se-Soloraya sekitar 3.500 perajin dan sekitar 40% sudah tidak produksi lagi. Kebanyakan yang tidak produksi adalah perajin dengan kapasitas produksi kurang dari 25 kilogram kedelai,” ungkap Sudiro saat ditemui wartawan sebelum rapat koordinasi di Kantor Kopti Solo, Selasa (10/9/2013).

Dia juga menjelaskan perajin tahu dan tempe yang kapasitas produksi mencapai satu kuintal hingga dua kuintal per hari, saat ini kapasitas produksi hanya sekitar 60% dari biasanya. Sudiro mengatakan penstabilan harga sangat penting karena usaha pembuatan tahu dan tempe di Soloraya melibatkan sekitar 17.500 pekerja.

Apabila sampai usaha tersebut berhenti tentu akan menimbulkan kerugian bagi banyak orang.

Menyikapi pengumuman Menteri Perdagangan, Gita Wiryawan, beberapa waktu lalu yang mengatakan stok kedelai aman hingga akhir tahun. Sudiro menuturkan hal tersebut tidak memberikan efek atau penyelesaian permasalahn yang dialami perajin. Pasalnya sejauh ini stok di pasar tidak mengalami kelangkaan.

“Yang menjadi masalah adalah harga yang terus melambung, bukan stok. Oleh karena itu, kami [Kopti se-Soloraya] akan mengajukan tuntutan kepada pemerintah pusat untuk menstabilkan harga melalui Bulog,” kata Sekretaris Kopti Karanganyar, Djoko Suryono.

Djoko menuturkan dengan dikuasainya penjualan oleh Bulog maka harga di pasar akan menjadi stabil dan bisa menjadi lebih murah karena mendapat subsidi. Sudiro berharap subsidi yang diberikan minimal Rp1.000 per kilogram.

Djoko mengatakan dengan dikuasainya penjualan kedelai oleh Bulog maka peran Kopti sebagai penyalur kedelai akan kembali hidup. Pasalnya setelah penjualan kedelai diserahkan kepada swasta, Kopti kalah bersaing dan tidak bisa lagi menyalurkan kedelai kepada anggotanya.

Lebih lanjut, Sudiro mengatakan apabila tuntutan mereka tidak segera direspons pemerintah pusat, dia mengancam perajin tahu dan tempe se-Soloraya akan mogok produksi.

“Kalau tidak [tuntutan] ditanggapi, pekan depan kami akan mogok produksi selama tiga sampai empat hari,” ancamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya