SOLOPOS.COM - Proses produksi tahu di Krajan, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, Kamis (29/9/2022). Saat ini perajin belum berani menaikkan harga tahu meski harga kedelai terus naik. (Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Perajin tahu di Kota Solo terus merasakan dampak kenaikan harga kedelai. Harga kedelai impor yang mereka pakai kini sudah Rp12.650/kg.

Hingga saat ini, mereka belum berani untuk menaikkan harga jual tahu. Mereka khawatir pelanggan berkurang dan harga tahu sampai di konsumen rumah tangga terlalu mahal.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Hendro, 34, perajin tahu Sari Murni Kampung Krajan RT 003/RW 003 Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo salah satunya. Hendro merupakan penerus usaha tahu milik orang tuanya. Menurutnya, harga kedelai sudah perlahan naik sejak 2021 lalu. Meski tak naik drastis, harga kedelai naik sedikit demi sedikit.

Pada 2021 lalu, harga kedelai masih di sekitar Rp10.000/kg. Harga kedelai yang ia gunakan untuk produksi pekan ini sudah mencapai Rp12.650/kg. Itu pun Hendro mengulak di penjual kedelai langsung.

Ekspedisi Mudik 2024

“Itu kayake perhari gitu naiknya dulu. Terakhir itu kayaknya kalau enggak salah Rp12.650/kg, kalo hari ini persisnya belum tau,” kata dia saat diwawancara Solopos.com, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga: Perajin Tahu Karanganyar Ancang-Ancang Naikkan Harga

Meski kenaikan hanya Rp50 hingga Rp200, namun bila dikalikan dengan kebutuhan produksi nyatanya cukup terasa. Bila kedelai naik Rp100 dan dengan kebutuhan produksi 3 kwintal, maka ia harus mengeluarkan biaya tambahan Rp30.000.

“Kurang lebih 3 sampai 4 kwintal sehari ya,” katanya.

Saat ini ia hanya memproduksi tahu putih dan tahu kepal saja. Untuk merespon mahalnya harga kedelai impor, Hendro mengurangi komposisi kedelai dalam produknya. Ia tak mneyebut pasti berapa takaran yang ia kurangi.

“Ya pengurangan kedelainya saja. Maksudnya ini dikurangi sedikit kedelainya, paling selisih sedikit kok,” katanya.

Baca Juga: PT BPR Bank Sukoharjo Naikkan Plafon Kredit UMKM, Capai Rp50 Juta per Orang

Hingga saat ini, Hendro belum kepikiran menaikkan harga tahu dari tempatnya. Ia sempat menyampaikan kepada pelanggannya bagaimana jika harga tahu dari tempatnya naik. Namun yang ia dapati adalah rasa keberatan dari pelanggan.

“Selama ini belum dinaikkin lagi. Kemarin sempat coba tanya ke konsumen, tapi ya mereka ngeluh kalau bisa jangan. Akhirnya ya itu tadi, dikurangin kedelainya,” katanya.

Saat ini harga satu loyang atau satu blabak tahu putih polos di tempatnya Rp24.000. Sementara harga tahu kepal selisih Rp2.000 hingga Rp3.000 satu loyangnya.

Perajin tahu lainnya, Sri Anang Frans, 23, juga belum berani menaikkan harga tahu hasil produksinya. Anang hanya berani memperkecil ukuran tahu agar kualitas produknya tak menurun.

Baca Juga: Curhat Produsen Tahu Semarang, Rela Jual Mobil Gegara Harga Kedelai Naik

“Kalau aku memperkecil ya. Dari sisi kualitas enggak ada pengurangan komposisi,” kata Anang saat diwawancara Solopos.

Namun, Anang sudah tak bisa menyiasati produksinya lagi seandainya harga kedelai dari bakul sudah mencapai Rp13.000/kg. Sementara dalam sehari, usaha rumahannya bisa membutuhkan 2,8 kwintal hingga 3 kwintal kedelai.

Bila demikian, ada dua pilihan. Anang akan mengurangi kualitas produk atau menaikkan harga. Seandainya harga kedelai Rp13.000/kg dan harga jual tahunya masih sama seperti saat ini, Anang mengaku tak ada untung yang didapat.

“Tapi ke depan kalau kedelai Rp13.000, wis ra duwe bathi neh [sudah tidak dapat untung lagi] dan kalau nggak naik ya nanti kualitas dikurangi,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya