SOLOPOS.COM - PEMBUATAN TAHU--Seorang pekerja pengrajin tahu di Cerbonan, Karanganyar tengah melakukan proses pencetakan tahu, Selasa (20/3/2012). (Indah Septiyaning W/JIBI/SOLOPOS)

PEMBUATAN TAHU--Seorang pekerja pengrajin tahu di Cerbonan, Karanganyar tengah melakukan proses pencetakan tahu, Selasa (20/3/2012). (Indah Septiyaning W/JIBI/SOLOPOS)

Jari-jemari Mbah Dirjo Sumarto, 75, sibuk menata plat-plat cetakan tahu yang tertata di atas meja panjang, Selasa (20/3/2012) siang. Tubuhnya yang sudah renta  masih saja cekatan menata cetakan-cetakan tahu dan memotong tahu-tahu sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara di sisi sudut lainya seorang pekerja tengah menyaring bubur tahu yang ada di ember pemanas. Tangannya tak henti-hentinya menggoyangkan kain saring untuk memisahkan ampas dari bubur kedelai. Tak jarang pekerja tersebut menambahkan air agar tidak ada padatan yang tersisa di saringan.

Pemandangan seperti ini merupakan rutinitas yang dilakukan mbah Dirjo bersama satu pekerjanya di kawasan Cerbonan RT003/RW002 Kecamatan/Kabupaten Karanganyar. Namun seiring dengan rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang akan dilakukan pemerintah April mendatang, tak urung membuat dirinya dirudung cemas. Hal ini karena kenaikan tersebut bakal berimbas pada biaya produksi dan harga jual tahu.

Soyo mumet. Kabeh mundak. Kedelai saniki sampun minggah. Minyak goreng ya munggah,” ujarnya.

Menurutnya saat ini para perajin tahu di Karanganyar banyak yang mengandalkan kedelai impor. Saat ini harga kedelai mulai bergerak naik Rp2.000 per kilogramnya. Tentunya dengan naiknya harga BBM harga kedelai juga akan turut naik. Sehingga bakal memperburuk kondisi para perajin tahu.

“Harga kedelai saja sekarang sudah naik. Padahal BBM belum naik. Makanya sekarang ketir-ketir ketika BBM naik tentu akan menaikkan biaya produksi,” imbuh anak Dirjo, Siti Suwarni, 45.

Siti menuturkan naik turunnya harga bahan baku tahu telah membuat usaha yang dirintis tahun 1960-an terpaksa mengurangi ongkos produksi seperti pengurangan tenaga karyawan dan mengurangi produksi agar tetap eksis. “Tenaga karyawan terpaksa dikurangi. Sekarang hanya tinggal satu pekerja saja,” tuturnya.

Dia mengatakan dengan terus naiknya harga kedelai di pasaran, pihaknya mau tidak mau memperkecil ukuran tahu yang dijual ke pasar. Dia bahkan mulai ancang-ancang menaikkan harga jual tahu tersebut. Selama ini harga tahu dijual antara Rp150-Rp500 per potong.  ”Nanti kami rencana mau naikkan harga. Kalau sekarang belum berani naikkan harga dulu. Tapi ya itu ukurannya memang sudah diperkecil,” tuturnya.

Dia mengatakan tahu hasil produksinya di pasarkan di sejumlah pasar tradisional di Karanganyar. Seperti Pasar Jongke, Pasar Beji dan Pasar Bejen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya