SOLOPOS.COM - Ilustrasi kedelai. (Bisnis-Nurul Hidayat)

Solopos.com, WONOGIRI — Harga kedelai impor di Wonogiri kembali naik sejak pekan lalu. Pada Desember 2020 kedelai dari koperasi seharga Rp9.200/kg kini menjadi Rp9.400/kg atau naik Rp200/kg.

Perajin tempe di Lingkungan Donoharjo RT 001/RW 001, Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Ny. Kadi, 69, saat ditemui Solopos.com, Sabtu (16/1/2021), menginformasikan harga kulak kedelai naik Rp200/kg sejak Rabu (13/1/2021) lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejak saat itu dia menaikkan harga jual produk agar tetap mendapat untung. Dia menjual satu bungkus berisi empat buah tempe bahan mendoan seharga Rp1.000 atau Rp250/buah. Sebelumnya dia menjualnya Rp800/bungkus atau Rp200/buah. Selain itu Ny. Kadi sedikit mengurangi bahan tempe.

Kronologi Farida Pasha "Mak Lampir" Meninggal Kena Covid-19

Ekspedisi Mudik 2024

“Biasanya satu buah tempe untuk mendoan bahannya satu tutup [botol sirup] penuh. Sekarang bahannya satu tutup dikurangi sedikit,” kata perempuan bernama asli Kasinem itu.

Sementara itu, satu gendok atau ikat berisi dua tempe biasa dijual Rp600 atau Rp300/buah. Biasanya satu gendok tempe dijualnya Rp500 atau Rp250/buah. Merespons kenaikan harga itu, bakul yang membeli tempenya menjual Rp2.000/tiga buah tempe goreng. Sebelumnya, bakul menjual Rp500/buah tempe goreng.

Ny. Kadi menaikkan harga jual produk agar usahanya bisa tetap bertahan. Padahal, kapasitas produksi mulai turun karena permintaan juga turun. Pada kondisi normal dia memproduksi 30 kg/hari-35 kg/hari. Kini produksinya menjadi 25 kg/hari.

Dalam kondisi seperti sekarang dia menyebut usahanya itu sekadar kerja bakti. Dia tetap mempertahankan usahanya agar beberapa kerabatnya bisa tetap bekerja membungkus tempe.

“Usaha ini warisan orang tua saya. Berat menjalankannya. Saya sudah berjanji pada diri sendiri untuk tidak mewariskan usaha ini kepada anak cucu. Benar-benar berat, sementara keuntungannya minim,” imbuh Ny. Kadi.

Order 5 Kuintal

Akhir Desember 2020 lalu harga kulak kedelai dari koperasi tercatat Rp9.200/kg atau jauh lebih mahal dari pada saat normal Rp7.000-an/kg. Dia sekali order biasanya 5 kuintal. Saat kondisi normal harga kulak kedelai dari koperasi Rp7.350/kg.

Awal September harga mulai naik menjadi Rp7.600/kg. Harga itu bertahan sampai pekan pertama Oktober. Lalu pada 9 Oktober harga sudah menyentuh Rp8.000/kg. Pada 11 November harga kembali naik menjadi Rp5.350/kg dan terus melambung hingga Rp8.550/kg pada 14 Desember. Kemudian, akhir Desember harga naik lagi menjadi Rp9.200/kg.

Takut Rahasia Terbongkar, Pria Ini Bantai Keluarga & Pamer Foto Mayat ke Teman

Naiknya harga kulak kedelai membuat pedagang tempe dan tahu di pasar menaikkan harga jual eceran. Pedagang di los lantai I Pasar Kota Wonogiri, Iswanti, 49, menyampaikan pada kondisi normal dia menjual 10 bungkus tempe ukuran kecil seharga Rp2.000.

Sejak Desember 2020 lalu dia memberi delapan bungkus tempe jika konsumen memberi uang Rp2.000. Jika ingin membeli 10 bungkus tempe konsumen harus menebusnya seharga Rp3.000. Sementara, tempe ukuran lebih besar berjumlah 10 bungkus dijual seharga Rp6.000 dari sebelumnya Rp5.000. Jika konsumen membeli Rp5.000 Iswanti memberinya delapan bungkus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya