SOLOPOS.COM - Sri Tawarsih, 35, perajin tahu di Morangan, Desa Karanganom, Klaten Utara, Klaten, menata tahu di rumahnya, Senin (7/6/2021). (Solopos-Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN -- Perajin tahu di Dukuh Morangan, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, masih resah gara-gara harga kedelai tak kunjung turun dalam beberapa waktu terakhir. Akibat tingginya harga kedelai sebagai bahan utama pembuatan tahu, produktivitas tahu menurun.

Demikian penjelasan salah seorang perajin tahu di Morangan, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Sri Tawarsih, 35, saat ditemui Solopos.com, di rumahnya, Senin (7/6/2021).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dukuh Morangan desa setempat dikenal sebagai salah satu sentra perajin tahu di Kabupaten Bersinar dalam beberapa dekade terakhir. Total, terdapat 20-an perajin tahu di lokasi tersebut.

Baca juga: Bikin Takjub! Pria Tunanetra Klaten Bisa Buat Patung dari Kertas Bekas

"Harga kedelai saat ini mahal banget. Kedelai yang ada sekarang kualitas impor. Harganya Rp11.000 per kilogram. Gara-gara harga bahan baku yang tinggi, jumlah pembeli yang ke sini juga berkurang. Biasanya saya bisa menjual 70 kilogram per hari. Saat ini, paling banter 60 kilogram per hari. Para pembeli pun sudah tahu kalau harga kedelai mahal. Mereka sudah maklum. Menyiasati tingginya harga kedelai, ukuran tahu sedikit mengecil," kata Sri Tawarsih.

Sri Tawarsih mengatakan harga kedelai mulai naik sejak awal 2021. Sejak saat itu, harga kedelai senilai Rp8.000 per kilogram. Padahal, harga normal senilai Rp7.000 per kilogram.

Saat memasuki bulan puasa, harga kedelai naik lagi menjadi Rp10.000 per kilogram. Beberapa waktu berikutnya, harga kedelai naik kembali, yakni senilai Rp11.000 per kilogram.

"Infonya itu, Mei harganya turun. Tapi, justru masih tinggi sampai sekarang. Selama saya menggeluti usaha tahu sejak 11 tahun terakhir, harga kedelai saat ini paling tinggi. Sebelumnya tak pernah harga kedelai senilai Rp11.000 per kilogram," katanya.

Baca juga: Wow Ada Speed Boat Made In New Zealand di Rawa Jombor Klaten

Sri Tawarsih mengatakan pembeli tahu ditempatnya berasal dari Klaten Utara dan sekitarnya. Harga jual tahu miliknya rata-rata senilai Rp200-Rp400 per tahu ukuran kecil.

"Untuk ukuran besar, tahu dijual Rp1.000-an," katanya.

Produktivitas Menurun

Disinggung tentang munculnya pandemi Covid-19, Sri Tawarsih, mengatakan persebaran virus corona sebenarnya tak terlalu memengaruhi penjualan tahu. Menurunnya penjualan tahu dalam beberapa waktu terakhir murni dipicu tingginya harga bahan baku, yakni kedelai.

"Jika harga kedelai normal, produktivitas saya normal, yaitu 70 kilogram tahu per hari. Berhubung harga kedelai tinggi, turun minimal 10 kilogram per hari. Selain harga kedelai yang tinggi, harga minyak goreng juga naik, yakni dari Rp220.000 menjadi Rp240.000 per jeriken (isi 17 kilogram)," katanya.

Baca juga: 1 Warga Meninggal karena Covid-19, Pasar Iwak Krakitan Klaten Lockdown

Salah seorang penjual sayuran matang asal Karangnongko, Arifin, mengatakan harga kedelai di pasaran memang naik dalam beberapa waktu terakhir.

"Saya kali terakhir beli tahu dan tempe di pasar itu beberapa pekan lalu. Harganya di angka Rp3.000-Rp4.000 per bungkus. Harga kedelai saat ini memang mahal. Saat ini, saya memang tak ingin membeli tahu dan tempe dulu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya