SOLOPOS.COM - Sumarlan saat membersihkan lahan pertanian bawang merah miliknya di daerah Segosanden, Srigading, Sanden, Bantul. Memasuki musim tanam I para petani bawang merah sudah mulai penanaman awal Mei lalu, Rabu (11/5/2016). (Yudho Priambodo/JIBI/Harian Jogja)

Harga kebutuhan pokok untuk bawang merah naik

Harianjogja.com, BANTUL — Harga bibit bawang merah kini menembus Rp60.000 per kilogram mencapai rekor tertinggi. Bencana banjir menyebabkan krisis benih bawang merah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul Suroto mengatakan baru kali ini harga bibit bawang mencapai Rp60.000 per kilogram.

“Biasanya kalau mahal hanya sampai Rp40.000, sekarang sampai Rp60.000 baru sekarang semahal ini. Tidak sebanding dengan harga jual bawang untuk konsumsi hanya Rp35.000 per kilogram,” ungkap Suroto, Kamis (18/8/2016).

Menurut Suroto banyak hal memicu mahalnya harga bibit bawang. Antara lain dampak banjir tanaman bawang yang terjadi pertengahan tahun lalu. Lantaran lahan bawang terendam banjir, petani tidak lagi memiliki pasokan bibit bawang.

“Tahun lalu dari total sekitar 400 hektare lahan bawang di Bantul, hanya 30% yang layak panen akibat banjir,” tuturnya.

Sejumlah daerah seperti di Kecamatan Kretek bahkan mengalami banjir berkali-kali, terakhir tahun ini dan menyebabkan semakin menipisnya pasokan benih dari Bantul. Para petani terpaksa membeli bibit bawang dari luar seperti daerah Nganjuk (Jawa Timur) dan Brebes (Jawa Tengah). Sejak Juli lalu, petani di pesisir selatan Bantul mulai menanam bawang merah. “Sebagian bawang sudah berumur 20 hari sebagian lagi sekarang baru ditanam,” papar dia. Ia berharap, tidak terjadi hujan deras atau banjir yang dapat merusak tanaman bawang merah.

Sejatinya kata Suroto, Pemerintah Pusat telah menggelontorkan bantuan bibit bawang merah ke Bantul lantaran adanya banjir 2015. Namun jumlah bantuan bibit tidak sebanding dengan kebutuhan petani. Ia mencontohkan jumlah benih yang digelontorkan pemerintah kepada petani di wilayah tempat tinggal Suroto di Dusun Soge, Srigading, Sanden. “Dari total 50 hektare lahan bawang, hanya tiga hektare yang dapat bantuan. Tiap petani hanya dapat bibit sekitar tujuh ons. Jadi sebagian besar petani harus beli bibit sendiri,” jelasnya lagi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) Bantul Pulung Haryadi mengatakan, tahun ini pemerintah menggelontorkan sebanyak 28 ton bibit bawang kepada 21 kelompok tani di Bantul. “Bantuan itu gratis dari Pusat. Pemerintah melakukan pengadaan bibit karena melihat krisis bawang merah saat ini terjadi di banyak daerah,” terang Pulung Haryadi. Ia mengakui mahalnya harga bibit bawang saat ini. Salah satu penyebab melambungnya harga benih yaitu adanya perluasan tanaman bawang pada musim tanam kedua tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya