SOLOPOS.COM - Pasar Argosari, Wonosari (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Harga kebutuhan pokok tak alami perubahan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-– Harga bahan-bahan pokok di Pasar Argosari terpantau stabil. Beberapa pedagang mengaku hal tersebut disebabkan oleh stok barang di kalangan pedagang yang masih menumpuk.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang pedagang bahan pokok di Pasar Argosari, Wonosari, Sosial mengungkapkan stabilnya harga bahan pokok telah terjadi sejak dua bulan yang lalu. Harga bahan pokok tidak banyak mengalami lonjakan harga, meskipun beberapa bahan pokok terjadi kenaikan namun tidak terlalu signifikan, hanya berkisar Rp500 hingga Rp1.000 saja.

“Saat ini belum ada kenaikan harga yang mencolok, masih bisa diantisipasi. Malah sayuran yang harganya sekarang tinggi,” kata Sosial saat ditemui Harianjogja.com di Los miliknya, Rabu (30/3/2016).

Beberapa bahan pokok diantaranya minyak goreng Rp10.000 per liter, telur Rp18.000, Gula Jawa Rp18.000, Gula Pasir Rp12.500, Beras Rp10.500, Gula Batu Rp18.500. Dari harga-harga tersebut mengalami kenaikan tidak lebih dari Rp2.000. Hanya Beras saja yang mengalami penurunan harga sebesar Rp500.

Sosial mengatakan, meskipun harga bahan pokok terbilang stabil hal tersebut tak begitu berdampak pada daya beli masyarakat. Ia mengeluhkan daya beli masyarakat yang menurun tersebut menurunkan penghasilannya secara drastis.

“Biasanya sehari bisa nerima penghasilan hingga Rp2 juta, sekarang Rp1 juta saja tidak tentu. Mungkin nanti ramai lagi jelang puasa,” kata dia.

Ia memperkirakan sepinya pembeli tersebut akibat gagalnya panen padi di beberapa daerah di Gunungkidul. Petani yang mayoritas menjadi langganan tokonya nampak sibuk di ladang dan tidak berbelanja ke pasar, sehingga berdampak pada penjualan tokonya.

Meskipun begitu, ia tak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, dirinya cukup beruntung karena stok dari toko masih dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika dibandingkan pedagang sayuran yang menampung risiko lebih tinggi.

Di sisi lain, Denny, pedagang sayuran membenarkan bahwa kenaikan harga sayuran justru lebih mencolok. Ia menyebutkan harga mencolok terlihat di komoditas buncis, bayam, dan kangkung.

Buncis dari harga Rp3 ribu naik menjadi Rp12.000 per kilo gram, Bayanm dan kangkung naik dari Rp500 menjadi Rp1.500 per ikat. Untuk cabai rawit naik dari Rp25.000 menjadi Rp50.000 per kilo gram, bawang meranh tembus hingga Rp40.000, Bawang Putih Rp34.000. Sedangkan Cabai Keriting mengalami penurunan, yakni dari Rp60.000 saat ini hanya Rp30.000 per kilo gram.

“Sekarang ini justru sayur yang relatif mahal. Biasa lah karena pengaruh cuaca,” kata dia.

Denny menjelaskan ia pun kesulitan untuk mendapat pasokan sayuran lokal. Selama ini ia masih memasok dari wilayah Boyolali dan Magelang.

“Karena ambil dari luar wilayah jadi harganya mahal. Kondisi seperti ini sudah jalan tiga sampai empat bulan,” kata Denny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya