SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Antara)

Harga kebutuhan pokok mengalami fluktuasi harga yang diduga karena panjangnya mata rantai distribusi

Harianjogja.com, JOGJA-Harga komoditas pangan yang tinggi bersumber dari rantai distribusi yang panjang. Atas dasar itu, Perum Bulog Divre DIY ingin memutus mata rantai dengan memperbanyak Rumah Pangan Kita (RPK).

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

RPK merupakan outlet yang diciptakan Bulog dengan menggandeng masyarakat. Masyarakat yang sudah memiliki warung kelontong maupun yang belum, dapat menjadi sahabat RPK dengan menjual komoditas dari Bulog.

“RPK ini perpanjangan tangan kami untuk mengendalikan harga di pasaran,” kata Kepala Perum Bulog Divre DIY, Sugit Tedjo Mulyono, Rabu (20/7/2016).

Harga yang dijual di RPK stabil. Saat harga di pasaran melonjak, Bulog konsisten dengan harga yang dijualnya. Seperti halnya gula pasir yang di pasaran mencapai Rp16.500 per kilogram (kg), di RPK hanya dijual Rp13.000 per kg.

Selain gula pasir, RPK menjual komoditas beras, minyak goreng, bawang merah, dan daging sapi lokal. Harga yang dijual di tingkat RPK merupakan harga eceran tertinggi yang telah ditentukan Bulog. Komoditas yang dijualnya pun harus langsung menyasar pada konsumen akhir, bukan pembeli tingkat grosir. Hal ini dibuktikan dari laporan penjualan yang disusun pengelola RPK, sebelum mengajukan pembelian barang pada tahap selanjutnya.

Bulog ingin memperbanyak RPK di wilayah DIY mengingat keberadaannya yang dinilai dapat mempengaruhi harga bahan pangan di pasaran. “Kita targetkan sebanyak mungkin. Kalau bisa satu RW satu RPK. Jika memungkinkan satu RT satu RPK,” kata Sugit.

Sampai bulan Juli ini, baru ada 50 RPK yang ada di DIY. Guna menekan harga di masyarakat, RPK ini difokuskan di tengah pemukiman warga, bukan di dekat pasar atau bahkan di pasar.

Salah satu pemilik outlet RPK di Patuk Gunungkidul, Trisnawati, mengaku tertarik untuk menjadi agen Bulog melalui RPK tersebut. Pasalnya selain untuk usaha, kegiatan penjualan di RPK juga membantu menstabilkan harga komoditas yang sedang tinggi.

“Baru pekan kemarin saya buka. Tanggapan masyarakat bagus terutama untuk gula pasir langsung laris. Masalahnya di sini [harga gula pasir] sampai Rp17.000, otomatis orang langsung nyerbu yang punya Bulog [harga Rp13.000],” imbuhnya.

Untuk membuka RPK syaratnya mudah, hanya mengajukan surat keterangan dari RT, RW, atau kepala dusun setempat, menyerahkan foto copy KTP dan KK, mengajukan surat permohonan kepada Bulog, serta membayar biaya paket senilai Rp5 juta untuk modal.

Dalam paket tersebut, peserta RPK akan menerima beras 160 kg, gula pasir 200 kg, dan minyak goreng 60 liter. Bulog juga akan membranding outlet RPK dengan memberikan banner berlogo Bulog dan juga papan harga. Untuk pembelian paket pertama gratis pengiriman barang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya