SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas pedagang di pasar tradisional. (Harian Jogja-Endro Guntoro)

Harga kebutuhan pokok di Jogja untuk komoditas cabai dan bawnag putih stabil tinggi

Harianjogja.com, SLEMAN- Meski masih terbilang tinggi, harga sejumlah komoditas di sejumlah pasar berangsur turun. Diyakini sejumlah pedagang, harga kebutuhan sehari-hari masyarakat itu akan berangsur normal. Hanya beberapa komoditas saja yang masih stabil tinggi. Hujan menjadi faktornya.

Promosi Santri Tewas Bukan Sepele, Negara Belum Hadir di Pesantren

Dari pantauan pada Jumat (19/2/2016) di sejumlah pasar tradisional, harga daging ayam masih dijual Rp31.000 per kg. Kemungkinan harga daging ayam bisa kembali turun hingga menyentuh level normal, Rp28.000 per kg. Kondisi tersebut terjadi karena selain pasokan aman, komoditas ini juga tidak mengalami kelangkaan.

“Kalau sampai saat ini memang dijual di atas Rp30.000 tapi bisa turun lagi di bawah itu,” kata Sulastri, salah seorang penjual daging ayam di Pasar Colombo, Depok Sleman.

Kondisi serupa juga dialami komoditas telur ayam. Jika sebelumnya komoditas tersebut dijual di atas Rp22.000 per kg, saat ini harga jualnya mencapai Rp20.000 per kg. Sementara harga untuk komoditas lain juga terpantau stabil. Harga gula pasir Rp12.500 per kg, gula jawa Rp14.000, tepung terigu Rp8.000 dan minyak goreng sawit Rp10.000 per liter. Beras IR 1 Rp11.500 per kg dan IR 2 Rp10.000 per kg, kacang kedelai Rp10.000, jagung Rp7.000 per kg dan sayuran seperti bunga kol Rp4.500 per kg.

Untuk komoditas cabai, harganya juga bervariasi. Untuk harga cabai merah keriting, rata-rata dijual Rp28.000 per kg, cabai merah besar Rp30.000 per kg dan cabai rawit hijau Rp20.000 per kg. Untuk komoditas bawang, bawang merah dipatok Rp23.000 per kg dan bawang putih masih stabil tinggi diangka Rp30.000 per kg.

Salah satu penjual komoditas bahan pangan di Jalan Palangan, Ngaglik, Suroso mengatakan, hanya komoditas bawang merah dan bawang putih yang sampai saat ini harganya stabil tinggi. Dia menyebut, kedua komoditas tersebut mengalami kenaikan sejak sepekan terakhir. Terutama untuk jenis kating. “Harganya masih naik turun. Kadang naiknya Rp2.000 per kg. Pasokannya tidak terlalu lancar. Kadang telat, mungkin karena musim hujan,” jelasnya.

Pedagang lainnya menilai, musim hujan seperti ini ketahanan bawang merah semakin turun. Tingginya kelembaban udara, katanya, berdampak pada semakin cepatnya bawang merah membusuk. Namun menurut Suroso, tingkat ketahanan bawang merah juga tergantung pada pengelolaannya. “Kalau masih ada stok [belum laku] diangin-anginkan, biar awet. Kalau nggak, ya cepat busuk,” jelasnya.

Tingginya harga kedua komoditas tersebut, berdampak pada penjualan bumbu dapur tersebut. Tak sedikit dari pelanggannya yang mengurangi pembelian. Jika sebelumnya pelanggan Suroso membeli satu kg, saat ini hanya beli seperempat kgsaja. “Ya banyak yang ngeluh kok harganya nggak turun-turun. Tapi bagaimana lagi, saya juga nggak mau rugi. Ikuti harga pasar saja,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya