SOLOPOS.COM - Kapal Nelayan Jatim Nelayan lego jangkar kapal di kolam Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Trenggalek. (JIBI/Solopos/Antara/Destyan Sujarwoko)

Harga kebutuhan pokok berupa ikan segar tangkapan nelayan Trenggalek merosot akibat volume yang melimpah.

Madiunpos.com, TRENGGALEK — Sejumlah nelayan dan pedagang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengeluhkan jatuhnya harga ikan akibat melimpahnya hasil tangkapan. Kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat itu tidak diimbangi dengan suplai es ataupun sarana pendingin untuk mengawetkan ikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Harga ikan saat ini jatuh sejatuh-jatuhnya. Jika kemarin saja harga ikan jenis rengis masih di kisaran Rp10.000/kg, kini tinggal Rp4.000/kg,” ungkap salah seorang pemilik kapal, Karyono saat mengawasi pengangkutan ikan hasil tangkapannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Trenggalek, Rabu (21/10/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, harga Rp4.000/kg berlaku untuk konsumen biasa ataupun pedagang ikan keliling. Namun, lantaran volume ikan jenis rengis hasil tangkapan nelayan sangat melimpah, pasokan salah satu komoditas kebutuhan pokok masyarakat itu terus menumpuk dan menyebabkan harga semakin jatuh.

Demi menghindari ikan cepat membusuk karena ketiadaan sarana pengawet, seperti es maupun sarana tempat penyimpanan berpendingin, nelayan terpaksa menjual puluhan kuintal ikan rengis hasil tangkapan mereka ke perusahaan pengolahan tepung ikan. “Kalau sudah masuk pabrik pengolahan tepung ikan seperti yang ada di sini, harga malah bisa tinggal Rp2.500/kg,” timpal Sumarsih, pemilik kapal sekaligus pedagang ikan menimpali.

Selaku majikan kapal, Sumarsih mengaku merugi. Sebab biaya produksi kapal miliknya untuk sekali melaut bisa mencapai sekitar Rp5 juta hingga Rp10 juta, bergantung lamanya awak kapal melaut mencari ikan. Sementara itu, dengan hasil tangkapan ikan rengis rata-rata sekitar 30 kuintal, jika dijual dengan harga Rp2.500/kg maka hanya diperoleh pembayaran sekitar Rp7,5 juta.

“Kalau dihitung secara keseluruhan jelas rugi. Hasil penjualan ini masih harus dibagi lagi dengan nelayan yang menjadi awak kapal,” ujarnya.

Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Trenggalek, Syuhada Abdullah mengakui hasil tangkapan ikan nelayan kali ini jauh dari perkiraan. “Untuk pemenuhan kebutuhan es nelayan sebenarnya sudah ada pabrik es di sana, namun volumenya jelas tidak seimbang dengan besarnya kebutuhan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya