SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/dok)

Harga kebutuhan pokok untuk komoditas daging sapi di Kulonprogo naik Rp6.000

Harianjogja.com, KULONPROGO – Harga daging sapi masih tinggi dan ketersediaan stok mulai menipis. Bahkan, harga daging sapi kembali naik Rp6.000 per kilogramnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Yuliyanti, salah satu pedagang daginng sapi di Pasar Wates, harga daging sapi sudah tinggi sejak Lebaran. Hingga saat ini, harga daging juga masih tinggi, bahkan mengalami kenaikan harga.

“Tadi saya dapat surat edaran, harga daging akan naik mulai besok [hari ini],” ujar Yuliyanti, Kamis (13/8/2015).

Yuliyanti mengatakan, sebelumnya harga daging sapi sudah mencapai Rp105.000 per kilogram. Alhasil, dengan kenaikan harga hingga Rp6.000, maka harga jual daging sapi mulai hari ini mencapai Rp111.000 per kilogram. Kenaikan harga daging ini pun semakin dirasa berat oleh sejumlah pembeli.

Kenaikan harga daging sapi, salah satunya disinyalir karena keterbatasan stok. Pasalnya, populasi sapi-sapi siap potong semakin menurun, sehingga ketersediaan daging sapi di pasaran kian menipis.

“Kami makin sulit mendapatkan stok [daging sapi] dari peternak. Akibatnya, harga juga jadi tinggi,” jelas Yuliyanti.

Apabila harga daging sapi di tingkat pedagang besar sudah mencapai Rp105.000 sebelum naik. Sedangkan di tingkat pedagang eceran, harga daging sudah mencapai Rp110.000 per kilogram. Maka dengan naiknya harga daging sapi saat ini, harga di tingkat eceran akan jauh lebih tinggi.

Suwarjo, pedagang daging sapi lainnya mengaku, sejak Lebaran harga daging sapi sudah tinggi. Dirinya, sudah menjual harga daging seharga Rp110.000 per kilogram.

“Harga daging makin mahal. Karena tidak ada stok, makanya mahal. Sekarang sudah mulai sepi pembeli, jadi saya juga mengurangi stok yang dijual. Kalau biasanya lima kilogram, sekarang cuma tiga kilo saja,” ungkap Suwarjo.

Sementara itu, mahalnya harga daging sapi juga dikeluhkan sejumlah pembeli. Sulastri, salah satu pembeli mengaku, semakin mahalnya harga daging sapi membuatnya harus lebih berhemat.

Pasalnya, daging sapi menjadi salah satu bahan makanan yang dijual di warung makannya. Mahalnya harga daging sapi,  dia mengaku juga tidak bisa menaikkan harga lauk daging sapi.

“Harganya makin mahal, saya juga belinya dikurangi.  Kalau harga dinaikkan, khawatir pelanggan berkurang, jadi saya mengurangi ukuran dagingnya saja,” ungkap Sulastri.

Sebelumnya, pemerintah berencana membuka keran impor untuk sapi-sapi siap potong. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di masyarakat. Sedangkan di wilayah Kulonprogo, Sekretaris Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kulonprogo Sudarno mengakui, populasi sapi terus menurun setiap tahunnya. Bahkan, di tahun 2014 jumlah sapi potong mencapai 49.370 ekor. Padahal, pada tahun 2013 jumlah populasi sapi potong di Kulonprogo mencapai 53.433 ekor.

“Artinya, ada penurunan populasi sapi hingga 7,6 persen setiap tahunnya,” imbuh Darno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya