SOLOPOS.COM - Tomat Magetan dibiarkan layu di pohon akibat merosotnya harga di pasaran Madiun Raya. (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Solopos.com)

Harga kebutuhan pokok di pasaran Madiun Raya dipengaruhi melimpahnya hasil panen, tak terkecuali tomat Magetan.

Madiunpos.com, MAGETAN — Petani tomat di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur didera kerugian. Dalam dua bulan terakhir, harga sayur kebutuhan pokok warga itu anjlok. Harga satu kilogram tomat yang pada mulanya mencapai Rp3.000, kini menjadi Rp300.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Rusni, 40, petani tomat Magetan, Selasa (4/8/2015), mengungkapkan anjloknya harga tomat itu dipengaruhi melimpahnya hasil panen tomat tahun ini. Karea pasar kebanjiran tomat kebutuhan pokok warga, harganya pun menjadi murah.

Ekspedisi Mudik 2024

Murahnya harga tomat di pasaran itu, 3.000 tanaman tomat yang di lahan seluas 1.500 m2 miliknya tidak segera dipetik. Ongkos panen 3.000 tanaman tomat itu dikalkulasi lebih mahal ketimbang laba penjualan yang bisa ia dapatkan.

“Sebenarnya, jika harga tomat di sekitar Rp1.500/kg saja masih bisa mengembalikan modal. Sekarang, jangankan modal, untuk memetik saja sudah tidak bisa,” keluhnya.

Tomat Magetan dibiarkan layu di pohon akibat merosotnya harga di pasaran Madiun Raya. (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Solopos.com)

Tomat Magetan dibiarkan layu di pohon akibat merosotnya harga di pasaran Madiun Raya. (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Solopos.com)

Lebih lanjut Rusni menerangkan modal tanam tomat untuk lahan seluas 1.500 m2 mencapai Rp8 juta. Dalam kondisi normal dengan harga jual Rp3.000/kg, lahan yang menghasilkan 5 ton tomat itu mestinya mendatangkan Rp20 juta pendapatan bagi Rusni.

Nyatanya, karena tahun 2015 ini hasil panen tomat melimpah, harga tomat yang semula Rp3.000/kg merosot menjadi Rp300/kg. Pendapatan petani tomat pun menyusut drastis, tinggal 10% saja.

Alhasil, tanaman tomat di 1.500 m3 lahan yang biasanya bisa menghasilkan 5 ton tomat itu menjadi kering dan layu. “Harga tomat saat ini jatuh, untuk biaya ongkos panen saja sudah tidak mencukupi, jadi tomat-tomat tersebut ya saya biarkan saja layu,“ ungkap Rusni.

Ironisnya, warga sekitar kebun tomat itu pun sudah enggan memetik tomat yang dibiarkan layu oleh Rusni. Mereka mengaku sudah merasa bosan mengonsumsi tomat. (Julian Tondo Wisudo/JIBI/Madiunpos.com)

 

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Madiun Raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya