SOLOPOS.COM - Pedagang sapi asal Kecamatan Eromoko,Sulardi “Bendol” (memakai topi), saat mengawasi sapi ternak yang ia niagakan di Pasar Hewan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, Rabu (22/6/2022). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI–Harga jual sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri, masih anjlok.

Menurut sebagian pedagang, hal itu terjadi karena minimnya animo masyarakat untuk membeli sapi di pasar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pedagang sapi dari Kecamatan Eromoko, Koko Pujiatmoko, membawa dua sapi dari kandang di rumahnya ke Pasar Hewan Pracimantoro, Rabu (22/6/2022) pagi.

Dari dua ekor sapi yang dibawanya, satu ekor berhasil terjual di pasar. Itu pun karena harganya diturunkan dari standar.

Harga sapi yang Koko jual semestinya Rp15 juta. Tetapi ia menjualnya senilai Rp13,5 juta.

Baca Juga: Pedagang Sapi Wonogiri Ini Ketakutan saat Didatangi Polisi, Kenapa?

Harga jual itu menurutnya belum cukup untuk meraup untung karena perhitungannya didasarkan pada masa waktu pengembangan sapi.

Selain sebagai penjual, Koko juga berstatus sebagai pembeli sapi. Namun di pagi itu ia memilih enggan melakukan pembelian. Alasannya, ia masih takut jika sapi yang dibelinya terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Soalnya tadi ada pedagang dari Jawa Timur membawa delapan sapi. Setelah dicek, ada empat sapi yang terdeteksi PMK. Saya juga bawa sapi, tapi lokal. Jumlah yang dibawa juga belum berani banyak karena masih ada isu seperti ini [PMK],” ucapnya saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Namun, sapi yang dijual dan berada di kandang rumahnya, ia pastikan tak ada yang bergejala PMK. Terlebih, ia memberi garansi ke pembeli sapinya. “Kalau dalam sepekan setelah pembelian ada sesuatu [sapi bergejala PMK], bisa dikembalikan,” ucapnya.

Pedagang lain yang meniagakan sapi di Pasar Hewan Pracimantoro, Sulardi “Bendol”, turut mengakui sulitnya menjual sapi di masa sekarang.

Baca Juga: Penyakit Mulut & Kuku Merebak, Peternak Sapi Wonogiri Bagikan Tips ini

Hal itu membuatnya terpaksa menurunkan harga jual sapi hingga Rp2 juta. Ia yang jauh-jauh datang dari Kecamatan Eromoko ke Pasar Hewan Pracimantoro, pada Rabu pagi, membawa enam ekor sapi.

Dari enam ekor yang dibawa, tiga di antaranya terjual. Namun sapi hasil jualannya diberi harga murah, yakni Rp15 juta, dari harga normal senilai Rp17 juta. Seperti Koko, Sulardi juga ikut merugi.

Kendati demikian, ia bersyukur karena pasar hewan kembali dibuka. Sebab selama empat pekan, Sulardi mengaku tak pernah sekali pun berniaga. Pekerjaan yang ia lakukan beralih menjadi petani di rumahnya.

”Harapannya setelah ini bukan hanya pasar hewannya yang dibuka, tapi masyarakat juga berani membeli sapi. Syarat utamanya harus ada ketegasan untuk mengetatkan lalu lintas ternak dari Jatim itu,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya