Solopos.com, WONOGIRI --Harga gula pasir bertahan tinggi pada pekan pertama Ramadan. Di Wonogiri, harga gula pasir tembus Rp18.000 per kilogram (kg). Harga tersebut lebih tinggi 40 persen dibandingkan harga normal.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan setiap jam pihaknya memantau harga kebutuhan pokok di Pasar Kota Wonogiri dan sejumlah toko di lingkungan pasar.
Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal
Ramadan Saat Pandemi Corona, Bahan Pangan di Wonogiri Dipastikan Cukup
Berdasarkan hasil pemantauan, pada awal Ramadan tidak ada kenaikan harga kebutuhan pokok yang signifikan,kecuali gula pasir yang harganya masih tinggi.
“Bahan pokok yang harganya tinggi yaitu gula pasir. Saat ini harganya Rp18.000 per kg. Kenaikan ini sudah terjadi sejak akhir 2019 dan merata di seluruh Indonesia, tidak hanya Wonogiri,” kata dia kepada Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (28/4/2020).
Sedangkan harga bahan pokok lainnya cenderung turun, seperti ayam, telur, jagung pipil kering, dan cabai.
Gaji Pegawai Bank Indonesia Mei-Oktober 2020 Dipotong untuk Covid-19, Dapat Berapa?
Di Sleman, Jogja, harga gula pasir mencapai Rp16.000 per kg atau lebih tinggi 28 persen dari harga normal.
Untuk menekan kenaikan harga, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sleman menggelar operasi pasar (OP) khusus di wilayah pinggiran. Warga hanya bisa membeli maksimal dua kg gula pasir dengan harga lebih murah dari harga di pasaran.
Operasi Pasar Gula Pasir
Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman, Jogja, Kurnia Astuti, mengatakan setelah OP pertama digelar di sekitar Pemkab Sleman, OP kedua dilaksanakan di wilayah pinggiran pada Rabu (29/4/2020) hingga Kamis (30/4/2020).
10 Hari Positif Covid-19, Kakek-kakek 70 dan 63 Tahun Asal Sragen Sembuh
Kegiatan untuk menekan kenaikan harga gula pasir ini menyasar enam kecamatan. Mulai dari Pakem, Tempel, Turi, Seyegan, Minggir, hingga Moyudan.
"OP ini untuk menekan harga gula pasir yang sangat tinggi. OP kami sasar bagi masyarakat yang terdampak Covid-19," kata Kurnia, Rabu.
Menurut Kurnia, OP menyasar di wilayah pinggiran untuk membuka aksesibilitas warga terdampak Covid-19 serta pemerataan. Pada tahap kedua ini disediakan 2 ton gula pasir untuk enam kecamatan.
Di Soloraya, Wakil Rakyat dari Semarang & Senayan Bagi-Bagi Sembako
Dia mengakui harga gula pasir saat ini masih tinggi, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET). Meskipun, harga sudah turun dari sekitar Rp19.000 per kg menjadi Rp16.000 per kg.
"Selama OP berlangsung, harga jual gula pasir hanya Rp12.500 sesuai HET. Warga maksimal hanya bisa membeli dua kg," ujar dia.