SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Kupang–Harga gula pasir dan beras pada sejumlah pasar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjelang Hari Raya Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 melonjak naik menjadi Rp 14.000/kg dari harga sebelumnya Rp 9.000/kg.

Pantauan ANTARA di Pasar Naikoten, Oebobo dan Oeba Kupang sepanjang Senin hingga Selasa menunjukkan, kecenderungan naiknya harga kedua komoditas tersebut akibat tingginya permintaan, sedang stoknya sangat terbatas.

Promosi Jaga Keandalan Transaksi Nasabah, BRI Raih ISO 2230:2019 BCMS

Dua pekan sebelumnya, harga gula pasir dan beras baru mencapai Rp 12.000/kg dari harga normal Rp 9.000/kg, namun sepekan menjelang Natal dan Tahun Baru, kedua komoditas itu terus merangkak naik hingga posisi Rp 14.000/kg.

Ny Aminah, seorang ibu rumah tangga yang bermukim di Kelurahan Kayu Putih mengharapkan pemerintah segera menetralisir harga dengan melakukan operasi pasar murah (OPM), karena harga kebutuhan pokok di perkirakan akan terus meningkat hingga akhir 2009.

“Kondisi cuaca yang tidak bersahabat saat ini akan menghambat distribusi sembilan kebutuhan pokok (Sembako) dari Surabaya menuju Kupang,” tambah Ny Lucia, seorang warga lainnya dari Kelurahan Fatufeto.

Naiknya harga kedua kebutuhan pokok itu (gula pasir dan beras), menurut dia, sudah masuk dalam kategori tidak wajar, meskipun sangat dibutuhkan oleh masyarakat menghadapi Natal dan Tahun Baru 2010.

“Dengan sangat terpaksa kami membeli karena memang dibutuhkan,” tambah Ny Maria dari Kelurahan Penfui Kupang.

Anwar, salah seorang penjual sembako di Pasar Oebobo mengatakan, kenaikan harga beras saat ini akibat meningkatnya kebutuhan menjelang Natal, sementara stok yang ada di pasaran sangat terbatas.

“Demikian pun halnya dengan gula pasir. Kami menjual dengan harga tersebut (Rp 14.000/kg) sesuai dengan alur pasar, karena di tingkat agen mereka sudah mematok dengan harga yang tinggi,” ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian NTT Eddy Ismael yang dihubungi secara terpisah mengatakan, kenaikan harga gula pasir dan beras tersebut dipicu oleh faktor mekanisme pasar dan hukum ekonomi serta cuaca.

Dia mengaku harga gula pasir di sejumlah pasar dalam wilayah provinsi kepulauan ini sejak awal Desember sudah mulai merangkak naik hingga tembus angka Rp 14.000/kg.

Tingginya harga gula pasir di NTT, kata Ismael, juga dipicu  oleh menipisnya persediaan komoditas tersebut pada sejumlah distributor lokal dan nasional.

“Saya mengimbau semua distributor untuk tidak memanfaatkan situasi ini untuk menimbun gula guna mendapat keuntungan yang berlimpah,” katanya.

Ia mengatakan, pihaknya akan segera melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga komoditas tersebut di pasaran. Secara nasional, kata Ismael pemerintah pusat berencana membuka kran impor gula demi memenuhi kebutuhan gula di dalam negeri.

“Karena stok nasional juga menipis, maka tentunya harga gula cenderung naik. Mudah-mudahan impor gula cepat terealisasi agar bisa secepatnya dimanfaatkan untuk mengendalikan harga,” katanya.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya