SOLOPOS.COM - ILUSTRASI (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

ILUSTRASI (Arif Fajar S/JIBI/SOLOPOS)

SUKOHARJO–Harga gabah yang terus merosot selama berlangsungnya panen raya musim tanam (MT) I membuat keuntungan petani semakin menipis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Bagi buruh tani yang harus menyewa lahan, penjualan hasil panen bahkan dikhawatirkan tidak menutup biaya produksi.

Petani di Desa Lawu, Kecamatan Nguter, Sukoharjo,  Kismadi, mengungkapkan saat ini harga jual gabah hanya sekitar Rp320.000 per kuintal atau setara 3.200 per kilogram (kg) dari petani. Nilai tersebut mengalami penurunan signifikan dibanding periode awal panen raya periode MT bersangkutan dimana gabah bisa terjual Rp370.000 per kuintal atau lebih.

“Jika dihitung dari biaya produksi, keuntungan sangat tipis. Terlebih bagi yang menanam dengan menyewa lahan, meski hasil panen baik bisa jadi nilai jualnya tidak memadai,” ujarnya ditemui Solopos.com, di Lawu, Senin (26/3/2012).

Kismadi memaparkan biaya produksi penanaman untuk satu hektare lahan diperkirakan tidak kurang dari Rp8 juta per hektare. Jika dihitung dengan sewa lahan sekitar Rp6 juta per musim tanam, para petani harus mengeluarkan ongkos hingga Rp14 juta, sedangkan harga jual panen antara Rp18 juta-Rp19 juta/hektare, belum jika tanaman ambruk.

“Dengan masa tunggu panen lebih dari tiga bulan dan tenaga yang dikeluarkan, bisa dikatakan petani tidak mendapatkan keuntungan. Tetapi persoalannya kalau tidak bercocok tanam, mau bekerja apa lagi,” terang Kismadi.

Petani lain, Sutiman, menyatakan hal serupa. Ia menyebut petani menghadapi pilihan sulit ketika harga gabah merosot saat berlangsung panen raya. Jika menjual dengan harga rendah, kata dia, petani tidak mendapatkan untung atau justru mengalami kerugian, sedangkan jika meminta harga tinggi, gabah tidak akan laku dijual.

“Padahal sebagian besar petani di Lawu belum panen. Sebagian lain sudah dijual tetapi banyak juga yang belum dipanen tengkulak,” ujar Sutiman yang juga menjabat sebagai Ulu-ulu atau petugas pengairan di Desa Lawu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya