SOLOPOS.COM - Panen padi di Bantul. (Uli Febriarni/JIBI/Harian Jogja)

Harga gabah di tingkat petani turun

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-Harga gabah hasil panen padi di Bantul mengalami penurunan. Hal tersebut ditengarai cuaca ekstrem yang masih terjadi di Bantul.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah seorang petani di Dusun Karanggayam, Panjangharjo, Pundong yaitu Suwarno pada Rabu (22/2/2017) mengungkapkan saat ini harga gabah di tingkat petani hanya Rp2.400 per Kilogram (Kg). Padahal biasanya dirinya bisa menjual gabah kering seharga Rp2.800 hingga Rp3.000 lebih.

Kualitas panen padi di lahan yang ia olah, juga mengalami penurunan. Karena angin kencang yang bertiup selama musim hujan, membuat bunga padi kerap rusak gagal menjadi bulir padi.

“Kalau begini, nanti lahan ini mau ditanami jagung. Karena biaya operasional lebih murah, kalau padi bisa habis Rp3 juta, jagung kan hanya habis separuhnya, daripada nanti merugi,” ungkapnya.

Sedangkan petani di Seloharjo, Pundong Sadirin menuturkan, tidak ada penurunan hasil panen pada saat ini, bahkan hasil panen di lahan yang ia olah cenderung baik. Kendati demikian, mereka belum tentu akan langsung menjual gabah hasil panen ke pasar. Melainkan dibawa pulang dan menunggu harga gabah sedikit membaik baru dijual.

“Harapannya pemerintah bisa membantu petani dalam mengolah hasil panen,”

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul Pulung Haryadi membenarkan kondisi yang dialami petani.

Kondisi turunnya harga gabah diakibatkan saat ini sedang mengalami panen raya hampir di seluruh penjuru Bantul. Sehingga ketersediaan gabah di pasaran terutama pada Januari hingga Februari ini begitu banyak.

“Kalau mutu gabah turun dikarenakan cuaca yang sangat ekstrem, budidaya padi di sawah mengalami gangguan, proses penyerbukan tidak maksimal. Jadi produktivitas jadi kurang maksimal,” ungkapnya, Kamis (23/2/2017).

Melihat kondisi tersebut, Dinas menyarankan agar di musim tanam padi, petani dapat mengganti benih yang mereka gunakan, dengan tidak memakai benih jenis IR64. Menurut Pulung, benih padi IR64 kurang tahan terhadap cuaca buruk dan hama wereng yang melanda sawah saat ini.

Bukan hanya mengganti benih, ia juga mendorong agar petani rajin membersihkan got keliling serta saluran drainase di sawah.

Kendati demikian, ia tetap optimistis target produktivitas panen 2017 sebesar 7,78 ton gabah kering panen per Hektare (Ha) bisa tercapai. Terlebih saat ini ada tambahan luas lahan sebesar 1.995 Ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya